Widyaiswara, Agen Perubahan Yang Harus Mengupayakan Proyek Perubahan

22 Feb 2017
Widyaiswara, Agen Perubahan Yang Harus Mengupayakan Proyek Perubahan

Bogor (22 Februari 2017). Bagian Orgainsasi, Kepegawaian, dan Hukum Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyelenggarakan Temu Widyaiswara (WI) Nasional Kementerian Agama Tahun 2017, Rabu (22/2). Temu WI Nasional yang dihelat di Sahira Butik Hotel direncanakan akan berlangsung selama tiga hari hingga tanggal 24 Februari 2017.

Kegiatan ini dihadiri Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. H. Abd, Rahman Mas’ud, Ph.D, Sekretaris Badan, Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd, perwakilan WI dari Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, serta perwakilan WI dari seluruh Balai Diklat Keagamaan. Acara dibuka langsung oleh Kepala Badan yang disela-sela kesibukannya menyempatkan diri untuk menghadiri acara ini.

“Widyaiswara merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari Badan Litbang dan Diklat. Untuk menyatukan peran dalam menjawab tantangan dan permasalahan dalam kediklatan, WI perlu bersatu dalam wadah organisasi profesi yang mandiri untuk ikut dalam pembangunan bangsa dan negara,” ujar Rohmat saat memaparkan laporan kegiatan.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah 1) Membentuk struktur dan organisasi Ikatan Widyaiswara Indonesia pada Kementerian Agama; 2) Meningkatkan pengetahuan terkait kebijakan baru dalam pengembangan karir WI; dan 3) Menjaring informasi tentang prosedur dan teknik penulisan karya tulis ilmiah pada jurnal internasional bereputasi.

Dalam sambutannya, Kepala Badan mengungkapkan bahwa selama menjabat, beliau konsisten melaksanakan affirmative action terhadap pejabat fungsional. Pejabat fungsional dalam konteks Badan Litbang dan Diklat terdiri dari widyaiswara dan peneliti. Affirmative action berarti memberikan kesempatan atau peluang kepada WI dan peneliti untuk dapat mengembangkan karirnya dengan baik.

Selanjutnya Kepala Badan berpesan agar WI Badan Litbang dan Diklat bisa menjadicoach yang knowledgeable, yaitu berilmu dan memiliki pengetahuan yang baik. Selain itu, tentu saja seorang WI harus mudah bergaul, up-to-date terhadap perubahan, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Terakhir, kemampuan yang harus dimiliki ialah skillful terutama dalam keterampilan menulis. “Keterampilan menulis bukanlah bisnis satu malam, tapi perlu dijadikan kebiasaan baik yang dilatih berulang-ulang”, pesan Kepala Badan.

Diakhir sambutannya Kepala Badan berharap kegiatan ini dapat menumbuhkansense of belonging terhadap profesi widyaiswara. Beliau pun menghimbau agar WI membuat media komunikasi yang efektif untuk sharing informasi antar sesama sehingga bisa saling support. “Unless you focus on what you do, you will loose your job”, tutup Kepala Badan. []

 

diad/Abd. Rahman Mas'ud/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI