Wujudkan Agama Berdampak, Peserta PKA XVIII Terapkan Sikap Keteladanan, Cinta, dan Kasih Sayang

Ciputat (BMBPSDM)---Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Kepemimpinan dan Moderasi Beragama (Pusbangkom MKMB) Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama Syafi’i menegaskan bahwa tujuan penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) adalah untuk mengembangkan kompetensi peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Administrator. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur standar kompetensi jabatan.
Kapus Syafi’i mengatakan, bertepatan 2 Mei yang diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), terdapat filosofi Pendidikan dan kepemimpinan yang digagas oleh tokoh pelopor Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.
“Ki Hajar Dewantara memperkenalkan semboyan ’Ing ngarso sung tulada, di depan itu harus memberikan teladan; ing madya mangun karsa, di tengah memberikan semangat; tut wuri handayani, di belakang harus memberikan dorongan,” jelas Syafi’i saat memberikan sambutan pada pembukaan PKA Angkatan XVIII di Ciputat, Jumat (2/5/2025).
Lebih lanjut, Syafi’i mengimbau agar seorang pemimpin—di mana pun berada, di level apa pun—harus bisa tampil memberikan teladan. ”Jadi, kata kuncinya adalah pemimpin itu harus memberikan teladan dalam situasi dan kondisi apa pun,” ujar Syafi’i.
”Keteladanan orang pemimpin harus dikedepankan, terutama dalam hal integritas, inovasi, sikap dan tanggung jawab,” imbuhnya.
Program Prioritas Menag
Pada kesempatan tersebut, Kapus Syafi’i mengungkapkan bahwa salah satu program prioritas Menteri Agama adalah Kementerian Agama yang Berdampak. Kehadiran agama menjadikan seseorang tidak lepas kontrol, sekaligus membuatnya mengenal kehidupan duniawi.
“Kehadiran agama untuk memberikan landasan spiritual, landasan moral, dan landasan etika. Maka dikatakan agama berdampak jika kehidupan keagamaan tersebut bisa mewarnai kebaikan untuk diri dan lingkungan kita,” paparnya.
Setiap agama, lanjut Kapus, mengajarkan mengesakan Tuhan sebagai zat yang maha segalanya. Mulai dari zat yang mencipta sampai zat yang membinasakan dan mematikan.
“Dia yang memberi kelapangan (al-Bãsith), Dia pula yang menyempitkan (al-Qãbidl). Dia punya sisi feminin dan sisi maskulin. Feminin merupakan dimensi yang melahirkan sifat-sifat seperti cinta dan kasih sayang (ar-Rahmân-ar-Rahîm), welas asih (al-wadûd), lembut (al-Lathîf) dan lain-lain. Maskulin adalah dimensi yang manifestasinya berupa karakter yang kuat (al-Qawiyy), memaksa (al-Jabbâr), menundukkan (al-Qahhâr), dan megah/sombong (al-Mutakabbir),” papar Kapus Syafi’i.
Menurut Kapus Syafi’i, walaupun memiliki dimensi maskulin dan feminin, Tuhan justru lebih banyak menampilkan dimensi feminin daripada maskulin. Dimensi maskulin Tuhan disebut dalam jumlah yang yang sedikit: al-Jabbâr, al-Qahhâr, dan al-Mutakabbir. Sedangkan sisi feminin sangat mendominasi seperti al-Rahmân dan al-Rahîm yang merupakan satu rangkaian.“Seolah Allah menegaskan bahwa Dia ingin lebih dikenal sisi feminin-Nya daripada sisi maskulin,“ tuturnya.
“Ketika melihat sesuatu, dengan pandangan sikap feminin maka yang terjadi adalah menempatkan yang Kita pandang sebagai subjek bukan objek,” ucap Kapus.
Dari paparan tersebut, Kapus Syafi’i mengatakan bahwa hal tersebut yang menjadi dasar dari kurikulum cinta yang menjadi program Menteri Agama; yakni agar memandang sesuatu lahir dari perasaan cinta.
”Saya meyakini semua agama mengajarkan cinta kemanusiaan dan cinta kehidupan. Cara pandang inilah yang menjadi dasar dari agama berdampak,” jelasnya.
Terakhir, Kapus Syafi’i mengingatkan bahwa para peserta adalah orang-orang teruji karena sudah melalui proses panjang. Pelatihan Kepemimpinan memfasilitasi dan mengembangkan kompetensi yang sudah dimiliki para peserta. ”Muara dari PKA adalah untuk mewujudkan agama berdampak,” pungkas Syafi’i menutup sambutannya.
PKA diselenggarakan Pusbangkom MKMB dengan menggunakan metode blended learning dari tanggal 17 Maret s.d 24 Juli 2025. Peserta Angkatan XVIII berjumlah 38 pejabat administrator Kementerian Agama, terdiri dari Kementerian Agama Pusat 7 peserta, Kanwil Kementerian Agama Provinsi 20 peserta, dan PTKN 11 peserta.
Hadir pada kesempatan tersebut Kabag TU Nilam Nur Azizah, Pengawas Tim Kerja Penyelenggaraan Pelatihan Teknis Administrasi dan Fungsional/Koordinator Widyaiswara Ispawati Asri, Ketua Tim Kerja Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan dan Struktural Sri Mulyati dan Ketua Tim Kerja Penyelenggaraan Pelatihan Teknis Administrasi dan Fungsional Deden Wahyudin.
(Rahmi Siregar)