Jakarta (BMBPSDM)--- Musyawarah Nasional (Munas) II Dewan Pimpinan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (DP-APWI) Kementerian Agama memiliki agenda utama pemilihan ketua pengurus periode 2025-2029. Dalam proses yang berlangsung secara daring tersebut, Asmahan, Ph.D berhasil meraih suara terbanyak dan terpilih sebagai Ketua DP APWI yang baru.

Munas II ini diawali dengan sesi pembukaan yang dihadiri oleh Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Prof. Ahmad Zainul Hamdi. Setelah pembukaan, agenda berlanjut ke sesi Munas yang terdiri dari empat pleno utama.

Pleno pertama membahas pembacaan tata tertib dan penetapan kuorum. Pleno kedua diisi dengan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pengurus periode 2021-2025, pandangan umum, serta penetapan demisioner. Sementara itu, pleno ketiga berfokus pada penentuan pimpinan sidang pemilihan ketua dan penyampaian tautan pemungutan suara daring (polling) untuk pemilihan ketua baru.

Dalam proses pemilihan yang berlangsung pada 19 Februari 2025, Asmahan berhasil memperoleh dukungan signifikan dengan perolehan suara 44,7% dari total 253 suara yang masuk. Ia mengungguli empat kandidat lainnya, yaitu Nurul Kamilati (26,5%), Firdos Mujahidin (17,8%), Miftakhul Falah (9,1%), dan Dermawati (2%).

Dalam pernyataan perdananya sebagai Ketua DP APWI terpilih, Asmahan menegaskan komitmennya untuk semakin memajukan profesi widyaiswara di lingkungan Kementerian Agama melalui peran strategis APWI. Ia menekankan pentingnya kontribusi widyaiswara dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) serta memperkuat peran Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM.

"Saya berharap Munas II ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi penting bagi kemajuan profesi widyaiswara. Saya juga mengajak seluruh widyaiswara untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam pelaksanaan tugas-tugas di DP APWI guna meningkatkan profesionalisme dan kontribusi bagi negara," ujar Asmahan secara daring, Rabu (19/2/2025).

“Pemilihan ketua DP APWI ini diharapkan membawa arah baru bagi organisasi, memperkuat peran widyaiswara dalam sistem pendidikan dan pelatihan, serta meningkatkan profesionalisme dan kompetensi aparatur di lingkungan Kementerian Agama,” pungkasnya.

(Firman Nugraha)