Balitbang Diklat Bocorkan Strategi Jitu Sukseskan Kurikulum Merdeka

26 Sep 2024
Balitbang Diklat Bocorkan Strategi Jitu Sukseskan Kurikulum Merdeka
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Arskal Salim saat memberikan arahan pada Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas di di Kantor Kemenag Lombok Tengah, Kamis (26/9/2024).

Lombok Tengah (Balitbang Diklat)---Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Arskal Salim menegaskan pentingnya penerapan Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas dalam dunia pendidikan. Hal tersebut disampaikan Arskal dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas.

 

Arskal menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas tinggi bagi para guru dalam merancang pembelajaran. "Guru memiliki kebebasan dalam mempersiapkan bahan ajar dan menyesuaikannya dengan kebutuhan siswa dan tantangan zaman," ujarnya di Kantor Kemenag Lombok Tengah, Kamis (26/9/2024).

 

Lebih lanjut, Arskal juga menekankan bahwa komunitas belajar sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran, terutama karena belajar secara mandiri tidak mudah bagi semua. "Karena itulah, komunitas belajar, baik di satu sekolah, antar sekolah, maupun komunitas yang melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, sangat penting," ucapnya.

 

Peran guru, lanjut Arskal, sangat penting dalam memastikan relevansi materi pembelajaran dengan tantangan zaman. “Guru harus memastikan materi yang disampaikan tidak hanya sesuai kebutuhan siswa, tetapi juga relevan dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan komunitas,” jelas Arskal.

 

Salah satu hal lainnya dalam mendukung pengimplementasian, yaitu dukungan sumber daya yang memadai dan optimal. Menurut Arskal, fasilitas dan logistik yang masuk sebagai sumber daya di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

 

Selain itu, Arskal juga menyoroti pentingnya metode evaluasi yang lebih dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman. "Evaluasi pembelajaran tidak hanya mengandalkan metode konvensional, tetapi harus lebih kreatif dalam mengukur pemahaman siswa," tambahnya.

 

Menutup sambutannya, Arskal berharap FGD ini bisa menjadi ajang berbagi pengalaman dan ide tentang penerapan Kurikulum Merdeka. Pertemuan ini juga diharapkan dapat mendorong para peserta untuk berdiskusi aktif mengenai tantangan dan peluang dalam implementasi kurikulum tersebut.

 

(Nova Agung Krismauf)

Penulis: Nova Agung Krismauf
Sumber: Sekretariat Badan
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI