Cara ini Diyakini Penting untuk Adaptasi di Era Perubahan

11 Feb 2025
Cara ini Diyakini Penting untuk Adaptasi di Era Perubahan
Kaban BMBPSDM Prof. Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan arahan pada acara pembinaan pegawai di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung, Selasa (11/2/2025).

Bandung (BMBPSDM)---Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI Prof. Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan sejumlah pemikiran tajam terkait perubahan zaman, adaptasi, dan pentingnya integritas dalam kehidupan saat memberikan arahan pada acara pembinaan pegawai di Balai Diklat Keagamaan (BDK)  Bandung, Selasa (11/2/2025).

 

Menurutnya, satu-satunya kepastian dalam hidup adalah ketidakpastian, sementara hal yang tetap adalah perubahan. Pandangan ini mencerminkan bagaimana dunia terus bergerak dinamis, menuntut setiap individu untuk terus beradaptasi dengan perkembangan yang ada.

 

Prof Dhani --sapaan akrabnya-- mengulas bagaimana Barat dan Timur memiliki perspektif berbeda terhadap perkembangan teknologi. “Barat percaya bahwa teknologi mengubah peradaban, sedangkan Timur meyakini bahwa peradabanlah yang menentukan teknologi,” ujarnya.

 

Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini juga menyoroti fenomena teknologi disrupsi yang kerap dianggap sebagai ancaman bagi manusia. Menurutnya, di Jepang, teknologi justru dipandang sebagai alat bantu bagi kesejahteraan manusia. Hal ini menjadi refleksi penting dalam memahami dampak perkembangan teknologi terhadap kehidupan sosial.

 

Pada kesempatan tersebut, Prof Dhani juga mengutip pemikiran Charles Darwin yang menyatakan bahwa yang mampu bertahan bukanlah yang terkuat atau terpintar, tetapi mereka yang paling responsif terhadap perubahan. Ia juga mengingatkan bahwa sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), jika tidak mampu beradaptasi, maka akan tertinggal oleh zaman.

 

Mengutip gagasan Albert Einstein yang mengatakan bahwa ukuran kecerdasan seseorang adalah sejauh mana ia mampu berubah. “Oleh karena itu, profesionalisme dan keinginan untuk terus belajar menjadi kunci utama dalam menghadapi dunia yang terus berkembang,” ujar pria kelahiran Garut ini.

 

Dalam konteks integritas, Prof. Dhani menekankan pentingnya kejujuran. Rasulullah SAW sebelum kenabiannya disebut Al-Amin karena tak pernah berbohong. Kepercayaan, menurutnya, adalah muara dari kejujuran. Ia mencontohkan bagaimana seseorang bisa sukses karena kepercayaan orang lain, termasuk dalam kehidupan akademik dan profesional.

 

“Bekerja seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan, bukan sekadar kewajiban. Mengutip Sayyidina Ali, ia menyebut bahwa rekreasi terindah adalah pekerjaan. Dengan semangat itu, ia mengajak para pegawai untuk menjadikan tempat kerja sebagai ruang kebahagiaan,” tegasnya.

 

Menurut Prof. Dhani, bekerja dengan senyum, menjalani hari dengan penuh semangat, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif akan membawa dampak baik bagi semua orang. Jika seseorang benar-benar menikmati pekerjaannya, maka kantor bukan lagi tempat yang memberatkan, melainkan menjadi bagian dari kehidupan yang dirindukan.

 

Terakhir, Prof. Dhani berpesan kepada seluruh pegawai agar tidak pernah mengeluh dalam bekerja. “Tak pernah ada kata lelah, sepanjang ada lillah,” pungkasnya menginspirasi.

 

Alamsyah

Penulis: Alamsyah
Sumber: BDK Bandung
Editor: Barjah dan Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI