Dinamika Perkawinan Nyerod di Bali

18 Feb 2015
Dinamika Perkawinan Nyerod di Bali

Jakarta (18 Februari 2015). Puslitbang Kehidupan Keagamaan kembali menggelar Majelis Rabuan Thamrin (MRT), bertempat di ruang diskusi Gedung Kementerian Agama Lt. 19 (18/2). Diskusi diikuti Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan dan para peneliti. Tampil sebagai narasumber Dr. I Nyoman Yoga Segara, peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

 

Pada kesempatan ini, Yoga menyampaikan hasil disertasinya yang berjudul “Perkawinan Nyerod: Studi tentang Dinamika Relasi Jaba-Triwangsa di Bali”. Studi yang dilakukan pada tahun 2011, menggunakan pendekatan antropologis untuk memahami bagaimana dinamika relasi antara jaba dan triwangsa dalam struktur masyarakat Bali.

Yoga menyatakan, perkawinan nyerod adalah perkawinan beda kasta antara jaba (kasta rendah/sudra) dan triwangsa (kasta bangsawan), yang di masa lalu terlarang atau tabu dilakukan. Perkawinan semacam ini merefleksikan ketimpangan status dan posisi sosial.

Melalui penelitian lapangan (pengamat terlibat dan wawancara mendalam) dan penelitian historis (baik oral maupun teks sejarah), Yoga menandaskan bahwa kini telah terjadi perubahan dalam relasi antara jaba-triwangsa di Bali. Di masa lalu perkawinan nyerod itu dianggap tabu, namun kini menjadi perkawinan yang bisa diterima masyarakat Bali.

Pada sesi diskusi, para peserta mengapresiasi hasil temuan narasumber. Mereka menilai bahwa penelitian yang dilakukan ini penting sebagai inspirasi bagi peneliti lain di Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Yoga mampu memotret kebudayaan Bali yang luas ke dalam bingkai budaya yang bersifat mikro pada studi kasus perkawinan nyerod. Penelitian ini dibahas secara mendalam, sehingga menarik untuk ditelaah dan diterapkan sebagai referensi pada kasus penelitian lain.

Makalah lengkap bisa dilihat di  studi dinamika relasi jaba-triwangsa []

abas/diad/viks/ags

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI