EVALUASI PEMANFAATAN DAN PERANAN LABORATORIUM DI MADRASAH TSANAWIYAH

27 Nov 2005
EVALUASI PEMANFAATAN DAN PERANAN LABORATORIUM DI MADRASAH TSANAWIYAH

Penelitian27 Oktober 2005 

EVALUASI PEMANFAATAN DAN PERANAN LABORATORIUM DI MADRASAH TSANAWIYAH 

H. Soemanto, dkk., 2001, 151 halaman 

Hampir seluruh MTS.N yang ada saat ini di berbagai daerah telah dilengkapi dengan laboratorium IPA, meskipun secara kualitas dan kuantitas berbeda kondisinya. Pengadaan laboratorium IPA tersebut dimulai pada bulan Juli 1995, sedangkan pemanfaatannya secara efektif baru pada tahun ajaran 1996/1997, bahkan ada sebagian yang baru memanfaatkannya pada tahun-tahun belakangan ini. Keterlambatan pemanfaatan laboratorium IPA itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu tidak siapnya tenaga profesional di bidang tersebut dan masih ada beberapa MTS yang tidak memiliki ruangan khusus laboratorium. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini dilakukan di 27 MTs.N yang ada di enam propinsi, yaitu propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung dan Kalimantan selatan. 

Penelitian ini bersifat kasus dengan tujuan untuk melihat sejauhmana efektifitas pemanfaatan laboratorium IPA yang ada di MTs.N sasaran dan sejauhmana laboratorium IPA telah mampu mendukung peningkatan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA. Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, daftar isian dan observasi lapangan serta wawancara. 

Hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1.      Keempat MTs.N sasaran penelitian yang ada di Jombang dan Lamongan Jawa Timur belum memiliki ruangan yang secara khusus diperuntukan bagi Laboratorium IPA. Namun dari segi tenaga dan prasarana cukup tersedia, meskipun jumlahnya masih terbatas. Kondisi ini mengakibatkan pemanfaatan laboratorium IPA terasa kurang optimal. Meskipun demikian, keberadaannya cukup memberi dukungan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.      Keempat MTs.N sasaran penelitian yang berada di Kabupaten Brebes, Pemalang, Semarang dan Purwokerto Jawa Tengah, sudah memiliki Laboratorium IPA, namun kondisinya belum permanen. Keberadaan laboratorium tersebut juga didukung oleh peralatan yang cukup memadai dan telah dimanfaatkan dengan baik, sehingga keberadaannya telah mendukung prestasi belajar siswa.

3.      Secara umum keenam MTs.N di Jawa Barat telah memiliki laboratorium IPA. Meskipun ada sebagian yang kondisinya kurang permanen. Keberadaan laboratorium tersebut juga diimbangi dengan ketersediaan sarana prasarana yang cukup memadai serta telah dimanfaatkan. Namun ada sebagian MTs.N yang kurang mengoptimalkan pemanfaatan laboratorium tersebut, sehingga peranannya kurang mendukung peningkatan prestasi belajar siswa.

4.      Empat MTs.N yang berada di Banten pada umumnya belum memiliki ruang laboratorium secara khusus. Begitu juga sarana prasarana yang ada sebagian telah rusak. Kondisi tersebut mengakibatkan pemanfatan laboratorium kurang optimal, sehingga kurang dapat menunjang prestasi belajar siswa.

5.      Di propinsi Lampung, keempat MTs.N sasaran penelitian telah memiliki laboratorium IPA, namun kondisinya belum memadai. Begitu juga keberadaan sarana prasarana secara kuantitas belum mencukupi kondisi ini mengakibatkan pemanfaatan laboratorium IPA terasa kurang optimal, sehingga keberadaannya kurang mampu menunjang prestasi belajar siswa.

6.      Dua MTs.N sasaran penelitian di Kalimantan belum satupun yang memiliki ruang khusus laboratorium IPA. Begitu juga sarana prasarana yang dimiliki juga belum memadai, baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Meskipun kegiatan praktikum IPA telah dilakukan, namun pelaksanaannya kurang optimal karena belum memanfatkan laboratorium yang ada. Dari kegiatan praktikum IPA tersebut, hasilnya dirasakan oleh siswa kurang mampu meningkatkan prestasi belajar.(sir)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI