Guru Agama Perlu Kedepankan Pengajaran Agama yang Ramah dan Toleran

16 Jun 2015
Guru Agama Perlu Kedepankan Pengajaran Agama yang Ramah dan Toleran

Palembang (16 Juni 2015). Munculnya harmoni selalu diawali dengan adanya perbedaan. Perbedaan tidak untuk saling membenci dan memusuhi, tetapi sebagaimana perintah agama, perbedaan dimaksudkan agar umat manusia saling memahami. 

"Sebagaimana perintah agama, perbedaan dimaksudkan untuk saling mengenal dan memahami, li taarafu," ujar Kepala Badan Litbang dan Diklat, Abd. Rahman Masud dihadapan peserta Dialog Guru Lintas Agama, Senin (15/6).

Masud menyampaikan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat, secara umum peta keharmonian di Indonesia berada pada posisi yang membanggakan. Umat Islam di Indonesia dikenal oleh para peneliti asing dengan "the smilling moslem". Berkenaan dengan hal ini, Masud berkeyakinan bahwa keharmonian yang tercipta tidak lepas dari andil para guru agama.

Ia menyatakan bahwa guru agama memiliki peranan penting untuk menyampaikan ajaran agama yang ramah dan toleran. Oleh karenanya, ia berharap para guru agama mempertahankan tradisi mengajarkan agama yang ramah, bukan agama yang marah apalagi agama yang mengedepankan paksaan dan kekerasan. Karena kekerasan tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah. "Sebagaimana ungkapan Gandhi, kekerasan hanya akan menghasilkan kekerasan lainnya," tukas Masud.

Dalam hal kontribusi dalam membangun budaya damai, Badan Litbang dan Diklat memiliki perhatian yang cukup besar. Kajian serta kegiatan yang dilakukan selalu berupaya untuk membangun budaya damai, termasuk kegiatan yang sekarang diselenggarakan. "Dialog Lintas Guru Agama menjadi kegiatan unggulan Badan Litnang dan Diklat yang sudah dilakukan lebih dari tiga tahun. Dengan kegiatan ini, kami berharap muncul semangat dialog, saling memahami, dan toleransi di kalangan guru agama," ungkapnya.

Kegiatan yang mengambil tema "Membangun Harmoni Bangsa melalui Pendidikan Agama," diselenggarakan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan di Palembang mulai Senin (15/6) sampai dengan Rabu (17/6). Sebagaimana dilaporkan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Hamdar Arraiyyah, kegiatan diikuti oleh perwakilan guru agama di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Sumatera Selatan. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Selatan, dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia, Syahril Zaman.[]

ags/viks/ags

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI