INOVASI Fase Ketiga Dimulai, Saatnya Pendidikan Lebih Ramah dan Inklusif
![INOVASI Fase Ketiga Dimulai, Saatnya Pendidikan Lebih Ramah dan Inklusif INOVASI Fase Ketiga Dimulai, Saatnya Pendidikan Lebih Ramah dan Inklusif](https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/news/inovasi-fase-ketiga-image-1739528381.jpg)
Jakarta (BMBPSDM)---Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) bersama dengan Kedutaan Besar Australia menggelar pertemuan High-Level Reflection Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Kegiatan ini menjadi ajang refleksi terhadap kerja sama yang telah terjalin dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kementerian Agama Prof. M. Ali Ramdhani menyampaikan apresiasinya terhadap keberlanjutan Program INOVASI yang kini memasuki fase ketiga. “Dari sudut pandang kami, kerja sama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) yang juga melibatkan organisasi kemasyarakatan telah memberikan dampak positif. Kementerian Agama turut bersinergi dalam program ini,” ujarnya di Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Ia juga menekankan beberapa isu strategis yang menjadi perhatian Kementerian Agama, termasuk penguatan moderasi beragama dalam pendidikan, integrasi ekoteologi, serta pengembangan kurikulum cinta yang berbasis kemanusiaan. “Pendidikan harus menanamkan nilai cinta dan menghindari kebencian terhadap mereka yang berbeda. Selain itu, kita juga perlu memperkuat pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berdaya,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris BMBPSDM Kementerian Agama Prof. Ahmad Zainul Hamdi turut menyoroti pentingnya pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis nilai kemanusiaan. “Pendidikan tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tetapi juga membentuk perilaku dan sikap sosial. Karena itu, kurikulum yang kita bangun harus berorientasi pada penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan yang harmonis seperti kurikulum cinta yang sering kali disampaikan oleh Pak Menteri yang berbasis toleransi dan kemanusiaan” katanya.
Selanjutnya, Program Manager Kedutaan Besar Australia di Jakarta Nieke Budiman menjelaskan bahwa INOVASI terus melakukan refleksi tahunan untuk memastikan efektivitas program. “Sebagai program yang adaptif, INOVASI selalu merefleksikan strategi dan pendekatan agar sesuai dengan dinamika pendidikan di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Keagamaan BMBPSDM Rohmat Mulyana Sapdi menyoroti komitmen jangka panjang Australia dalam mendukung pendidikan di Indonesia.
“Australia adalah satu-satunya negara yang sangat konsisten dalam memberikan hibah pendidikan bagi Indonesia. Fase ketiga INOVASI menunjukkan komitmen yang telah berlangsung hampir 12 tahun,” ucap Rohmat.
Dari sisi Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki mengungkapkan bahwa INOVASI telah mendukung penerapan Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas di madrasah. “Dalam dua tahun terakhir, kami telah mengakselerasi program ini melalui 16 Balai Diklat Keagamaan di seluruh Indonesia, menjangkau 446 madrasah,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pengembangan pendekatan personalized learning yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menutup pertemuan, Program Director INOVASI Mark Hayward menegaskan komitmen INOVASI dalam mendukung kebijakan pendidikan di Indonesia. “Kami melihat adanya peluang besar dalam mengintegrasikan konsep kurikulum cinta, pendidikan ramah anak, serta pendekatan berbasis lingkungan ke dalam model pendidikan unggul di madrasah,” pungkasnya.
(Zakiatu Husnil Fuadah Harahap)