Kaban Buka Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II dan III serta Diklat Calon Kepala Perpustakaan Madrasah Angkatan II

16 Okt 2018
Kaban Buka Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II dan III serta Diklat Calon Kepala Perpustakaan Madrasah Angkatan II

Ciputat (16 Oktober 2018). Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II dan III serta Diklat Calon Kepala Perpustakaan Madrasah Angkatan II kembali digelar Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagmaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban), Abd. Rahman Mas’ud, berkenan membuka diklat secara resmi pada Selasa, 16 Oktober 2018 bertempat di Kampus Diklat Kementerian Agama, Ciputat, Tangerang Selatan.

Kepala Bidang Penyelenggaraan, Efa Ainul Falah, melaporkan bahwa Diklat tiga angkatan tersebut bertujuan untuk menyiapkan Kepala Madrasah dan Kepala Perpustakaan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga mampu melaksanakan tugas sebagai Kepala Madrasah dan Kepala Perpustakaan secara profesional. Diklat tersebut akan berlangsung selama 16 hari, dari tanggal 15 sampai dengan 30 Oktober 2018. Setiap angkatan diikuti oleh 30 orang peserta perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia.

Dalam arahannya, Kaban menekankan peran penting pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Menurutnya, pemimpin menentukan kesuksesan antara 30-40%. Tak terkecuali kesuksesan madrasah, faktor terbesar ada pada kepala madrasah. Kesuksesan perpustakaan madrasah juga bergantung kepala perpustakaannya. "Kepala harus mampu menggerakkan pihak-pihak yang dipimpinnya. Karena itu, kepala harus memiliki kelebihan dari pada yang dipimpinnya”, tegas Kaban.

“Pemimpin organisasi dapat dianalogikan dengan imam shalat. Kajian fiqih menjelaskan bahwa imam shalat harus memiliki kriteria unggul seperti kelebihan dalam hal keilmuan, ketakwaan, kefasihan, dan usia. Siapa yang berhak menjadi imam, dialah yang memiliki keunggulan di segala aspek itu. Begitu juga kepala madrasah dan kepala perpustakaan harus memiliki keunggulan dibanding pegawai yang dipimpinnya. Karena itu, seorang pemimpin harus senantiasa meningkatkan kemampuan agar tidak tertinggal oleh yang dipimpinnya”, terang Guru Besar UIN Walisongo Semarang ini.

Kaban juga menekankan peran penting perpustakaan di lembaga pendidikan termasuk madrasah. “Kualitas pendidikan dapat dipotret dari perpustakaannya. Bila perpustakaan berperan optimal dalam menyediakan sumber-sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik, maka lembaga pendidikan tersebut dapat dikategorikan berkualitas, begitu pula sebaliknya. Di lembaga pendidikan negara-negara maju pun demikian, perpustakaan menjadi tolok ukur kehebatan sekolah atau kampus. Di dunia Islam, perpustakaan dalam konteks kemajuan peradaban juga berperan sentral. Masa keemasan peradan Islam di abad pertengahan ditopang oleh keberadaan perpustakaan (maktabah) yang menjadi tempat belajar dan kajian ilmuwan-ilmuwan muslim”, ungkap Kaban.

Sebagai pamungkas, Kaban mengutip cuitan orang terkaya Amerika Serikat, W. Buffet. Menurutnya, kualitas personal itu bergantung pada tiga hal, yaitu intelligence (kepintaran), energy (kekuatan),integrity (kejujuran). Namun, bila seseorang tidak memiliki yang ketiga, maka tidak perlu repot-repot mencari yang pertama dan kedua. Begitu pula kepala madrasah dan kepala perpustakaan harus memiliki ketiga hal tersebut dan yang utamanya adalah integritas. Kepala yang memiliki integritas akan mampu mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Hal ini senada dengan hadits Rasulullah, كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ (setiap kalian itu pemimpin. Dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban dari kepemimpinannya)”, pungkas Kaban. []

efa_af/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI