Kapus Teknis: Gelas Harus Lebih Rendah Daripada Teko

25 Feb 2020
Kapus Teknis: Gelas Harus Lebih Rendah Daripada Teko
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Dr. H. Mahsusi, M.M. didampingi Kepala Bidang Penyelenggaraan, H. Efa Ainul Falah, M.A dan Kepala Bagian Tata Usaha, Puji Kusbandari, S.Pd., M.M. berfoto bersama peserta usai pembukaan Training of

Ciputat (25 Februari 2020). Perumpamaan mendapatkan informasi dan ilmu diibaratkan seperti posisi gelas lebih rendah untuk menerima air dari teko. Hal ini disampaikan Kepala Pusdiklat Teknis dan Pendidikan (Kapus) Mahsusi saat memberi arahan Training of Trainer (ToT) Keluarga Sakinah dan Training of Trainer (ToT) Pendidikan Inklusi di Jakarta.

“Gelas harus lebih rendah daripada teko, begitulah ibarat informasi dan ilmu mengalir,” ujar Kapus Mahsusi, Selasa (25/02).

Selanjutnya Kapus menekankan perlunya peningkatan kompetensi widyaiswara sebagai pengajar pelatihan dalam pendidikan inklusi dan keluarga sakinah. “Widyaiswara perlu memiliki empat kompetensi yaitu pengetahuan, kepribadian, sosial, dan kompetensi substantif atau disiplin keilmuan,” ungkapnya.

Kapus menerangkan bahwa yang dimaksud mengembangkan kompetensi sosial adalah sebagai pengajar, widyaiswara harus mempunyai hubungan sosial dengan pengelola kediklatan, dengan pejabat, dengan stakeholders, dan dengan sesama widyaiswara. “Jadi tolong dijaga relasi dengan pengelola diklat, peserta, dan pejabat tempat bekerja,” ujar Kapus.

Begitu pula perlu peningkatan kompetensi substantif atau disiplin keilmuan yang harus dimiliki oleh widyaiswara. “Widyaiswara nanti harus mempunyai disiplin keilmuan utama dan penunjang,” kata Kapus.

Pada akhir arahannya, pria kelahiran Kediri ini berpesan kepada widyaiswara untuk mengikuti kegiatan dengan sebaik-baiknya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Bidang Penyelenggaraan, Efa Ainul Falah menyampaikan laporan bahwa kegiatan ToT diikuti oleh 61 (enam puluh satu) widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, dan Balai Diklat Keagamaan Se-Indonesia dengan pengajar yang ahli dalam bidangnya

Menurut Efa, TOT Pendidikan Inklusi urgen dilaksanakan sebagai penguatan bagi widyaiswara. Efa mengatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mengatur agar difabel dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. “Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel,” ungkapnya.

Efa menyampaikan pula tujuan pelaksanaan TOT Keluarga Sakinah adalah untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara sebagai pengajar pada pelatihan fasilitator keluarga sakinah yang akan dilaksanakan di Pusdiklat dan Balai Diklat Keagamaan Se-Indonesia. Kegiatan direncanakan berlangsung 23-29 Februari 2020. []

Ahmad Zubaidi/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI