KEHIDUPAN BERAGAMA DI KALANGAN PENGELOLA INDUSTRI (PT. General Electric Lighting Indonesia di Sleman Jogyakarta)

5 Feb 2007
KEHIDUPAN BERAGAMA DI KALANGAN PENGELOLA INDUSTRI (PT. General Electric Lighting Indonesia di Sleman Jogyakarta)

KEHIDUPAN BERAGAMA DI KALANGAN PENGELOLA INDUSTRI 
(PT. General Electric Lighting Indonesia di Sleman Jogyakarta)

Oleh: Syuhada Abduh dan Aden Daenuri 
30 halaman

Departemen Agama RI
Proyek Penelitian Keagamaan
Badan Penelitian dan Pengembangan Agama
Jakarta 1998/1999


Industrialisasi di Indonesia nampaknya mempunyai karakteristik yang diarahkan kepada terciptanya suatu hubungan antara pelaku dalam proses produksi barang dan jasa yang dibentuk berdasarkan nilai-nilai dari keseluruhan sila-sila dalam Pancasila dan UUD 1945 serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia. Maka dalam proses yang mengiringi kebudayaan industri terbentuk suatu perikehidupan yang seimbang sesuai dengan azas hubungan industrial Pancasila. Azas hubungan industrial Pancasila adalah perikehidupan dalam keseimbangan, yaitu “keseimbangan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat, material dan spiritual, jiwa dan raga, individu, dan masyarakat”.
    Tujuan penelitian untuk menggambarkan pengetahuan dan pengalaman keagamaan para pengelola industri tingkat tengah dan puncak serta menggambarkan keterlibatan para pengelola industri tingkat tengah dan puncak dalam mengarahkan kebijakan pembinaan kehidupan beragama bagi karyawan dalam lingkungan tempat kerja.
    Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara dan pengamatan.
    Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada umumnya masyarakat pengetahuan dan perilaku keagamaan pengelola industri tidak menunjukan kedalaman yang mendalam. Jika hal ini dikaitkan dengan kegiatan keagamaan yang berada di lingkungan perusahaan. 
    Aktivitas kehidupan keagamaan yang berjalan di lingkungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pengamalan agama yang dilakukan oleh para karyawan pabrik itu sendiri. Demikian juga perilaku dan keagamaan para karyawan dipengaruhi oleh tempat, masyarakat dan keluarga dimana si karyawan bertempat tinggal.
    Penelitian ini menyarankan hendaknya para pemilik perusahaan atau pabrik untuk lebih peduli terhadap kebutuhan sarana dan prasarana tempat ibadah di mana para karyawan turut serta menjalankan ibadah keagamaan.
    Karena agama makin terasa sangat dibutuhkan oleh para karyawan pabrik maka hendaknya Departemen Agama mengambil peran yang dibutuhkan oleh para pengelola pabrik, seperti Juklak dan Juknis Pembinaan Kehidupan Beragama di kalangan buruh pabrik.***  
    

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI