Ketua Forum Rektor PTKIN Indonesia Apresiasi Balitbang Diklat Raih Juara 1 Kinerja Anggaran Tertinggi

5 Feb 2023
Ketua Forum Rektor PTKIN Indonesia Apresiasi Balitbang Diklat Raih Juara 1 Kinerja Anggaran Tertinggi

Surabaya (Balitbang Diklat)---Ketua Forum Rektor PTKIN Prof Dr H Mahmud mengapresiasi prestasi yang diraih Balitbang Diklat terkait capaian nilai kinerja anggaran tertinggi pada tahun 2022 di antara unit Eselon 1 lainnya di Kementerian Agama.

Prof. Mahmud menyampaikan apresiasi itu di sela kegiatannya mengikuti Rakernas Kemenag yang digelar di Hotel Platinum Tunjungan Surabaya, Jawa Timur, Minggu (05/02/2023).

“Ini menunjukkan gambaran bahwa Balitbang Diklat seharusnya menjadi contoh dalam konteks membuat perencanaan, mengeksekusi anggaran, program, dan seterusnya karena sebagai Badan Penelitian dan Pengembangan telah mempertontonkan prestasinya di antara unit Eselon1 yang lain,” ujarnya.

Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung periode 2015-2023 ini mengaku senang dan termotivasi atas prestasi tersebut. Karena yang memiliki otoritas sudah memberi contoh yang baik.

Saat ditanya tentang transformasi Balitbang Diklat menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM, Prof Mahmud mengatakan bahwa ini merupakan keharusan. Pasalnya, para peneliti telah hijrah atau bermigrasi ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Terlebih adanya arahan Gus Menteri untuk berubah nomenklatur menjadi Badan Moderasi Beragama. Sebab, Moderasi Beragama ini kalau saya lihat merupakan program yang akan sangat membentuk keberlangsungan NKRI,” tuturnya.

Indonesia yang sangat beragam baik suku, agama, dan seterusnya andaikan umat yang begitu beragam tidak diarahkan untuk memahami agamanya secara moderat tentu bermasalah. Oleh karena itu, migrasi nomenklatur menjadi sebuah keharusan.

Kedua, lanjut Prof. Mahmud, seluruh agama itu sejatinya moderat baik secara historis maupun secara substansi ajarannya. Akan tetapi, belum menjadi jaminan bahwa umatnya moderat.

“Terlebih kita sebagai umat Islam bahwa ada ayat tentang ummatan wasathan itu didahului oleh kata ja’ala. Dalam Ilmu Tafsir, kata ja’ala itu bukan given. Tapi harus ada ikhtiar, diupayakan,” terangnya.

Ova/diad

Penulis: Mustofa Asrori
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI