Lecutan Semangat Kaban untuk PPNPN Balitbang Diklat
Bandung (3 September 2021). Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag, Prof H Achmad Gunaryo, terus memberi lecutan semangat kepada Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di lingkungan Balitbang Diklat untuk berjuang demi masa depan yang lebih baik.
Lecutan semangat tersebut kali ini disampaikannya saat membuka resmi kegiatan Peningkatan Layanan Umum dan Kerumahtanggaan bertema Super Team Menghasilkan Karya Terbaik di Hotel Novena Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021).
“Orang-orang sangat butuh menjaga mentalitas agar tetap bersemangat dalam menggapai impian. Kata-kata berjuang demi masa depan harus kita gelorakan agar membuat kita tak menyerah saat menemui rintangan,” ujar Kaban.
Kaban Gunaryo mencontohkan, negara Jepang yang notabene luas wilayahnya jauh lebih kecil daripada Indonesia terus maju dalam menggapai impian. Bahkan, 85 persen wilayah geografisnya merupakan pegunungan yang tidak bisa dihuni. 80 persennya tidak bisa dipakai untuk lahan pertanian.
“Akan tetapi, mengapa ekonomi Jepang tumbuh sangat fantastis di dunia. Ekonomi negara berjuluk Negeri Matahari Terbit ini merupakan nomor dua di dunia. Makanya, meski negaranya kecil, mereka tidak takut kepada Tiongkok yang merupakan negara raksasa,” ujar Guru Besar UIN Walisongo Semarang ini.
Kemudian, lanjut Kaban, negara Swiss yang notabene tidak memiliki perkebunan cokelat. Akan tetapi, ia merupakan pemasak atau pengolah cokelat nomor satu di dunia. “Makanya kalau Anda pergi ke Swiss, lalu memperoleh cokelat yang ada tulisannya Swiss itu bangganya bukan main,” ungkapnya.
Suatu ketika, Prof Gunaryo pernah berkunjung ke Swiss. Pria jangkung ini mendapati air di parit tampak sangat bersih melebihi air PAM yang ada di Indonesia. Tampaknya, kata dia, orang Swiss lebih agamis daripada kita terkait menjaga kebersihan.
“Selain itu, Swiss juga mengolah susu terbaik di dunia. Merk Nestle itu merupakan salah satu pemasok susu terenak. Di negara ini juga tidak ada DPR. Bahkan, orang-orang berlomba menyimpan uangnya di negara ini,” ungkap Kaban.
Memaksimalkan Pekerjaan
Artinya, lanjut pria asal Demak Jawa Tengah, bahwa semua prestasi itu tergantung kita sejauhmana kita mengabdi kepada pekerjaan kita masing-masing. Hal terpenting adalah kita bisa memaksimalkan pekerjaan yang menjadi kewajiban kita saat ini.
“Kalau kita apapun profesi yang kita lakukan dan kita menyayangi pekerjaan kita itu, serta kita senantiasa mengembangkan potensi yang kita miliki, saya yakin Indonesia akan cepat bangkit,” tandas mantan Kepala Biro Kerja Sama dan Luar Negeri Setjen Kemenag ini.
Sayangnya, kata dia, orang Indonesia lebih suka mengeluh ketimbang memikirkan apa yang harus dilakukan. “Ini yang menjadi persoalan kita dan menjadi catatan kita bersama. Saya minta kepada saudara sekalian untuk memperhatikan bahwa ciri khas itu mudah mengeluh. Ini yang harus kita ubah,” tegasnya.
Kaban menambahkan, satu hal kelemahan kita adalah ketika disanjung akan memberi sanjungan lebih. “Tidak hanya like dan subscribe, namun juga nge-share. Nah, sebaliknya begitu kita direndahkan, maka kita akan membalasnya lebih menyakitkan lagi,” selorohnya.
Hal ini, lanjut dia, merupakan ciri-ciri mentalitas kita sebagai budak. Mentalitas budak itu adalah seseorang mau berbuat baik jika disuruh dan dipaksa untuk melakukannya. Padahal kita berkesempatan untuk melakukan yang terbaik.
“Lalu, jika ada kesempatan memperkaya diri, maka dia akan secepatnya melakukan itu. Tidak peduli yang lain itu menderita atau tidak, tidak peduli apakah pekerjaan selesai pada waktunya atau tidak. Tentu kita tidak bisa berharap banyak terhadap kenyataan ini,” kata Kaban.
Sekali lagi, Kaban meminta peserta untuk mengubah mentalitas menjadi human capital. "Pak Ses, Bu Kabag dan segenap panitia yang telah menginisiasi pertemuan ini merupakan penghargaan kepada saudara sekalian," tuturnya.
"Oleh karena itu, saya berharap saudara sekalian juga memberikan penghargaan yang sama kepada beliau-beliau dengan melaksanakan tugas dengan baik dan benar,” sambung Kaban.
Hadir dalam pembukaan itu tiga pejabat eselon 2, yakni Sekretaris Badan (Sesban) Litbang Diklat Muharram Marzuki, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Prof HM Adlin Sila, serta Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hj Sunarini.
115 peserta tercatat sebagai peserta dalam kegiatan ini. jumlah itu meliputi pejabat struktural, pegawai Bagian Umum dan Perpustakaan, pegawai Non ASN, Biro Umum Setjen Kemenag, tenaga medis, sekuriti kantor dan rumah dinas, office boy (OB), serta perwakilan kementerian/KL lainnya. Kegiatan dijadwalkan tiga hari, Jumat-Ahad, 3-5 September 2021 di Bandung.[]
Ova/Diad