Lembaga PTKI Miliki Fungsi Akademis dan Dakwah
Makassar (7 Juni 2017). Lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sejatinya memiliki fungsi ganda, yakni akademis dan dakwah. Di ranah akademis, PTKI berfungsi memperluas spektrum keilmuan dan memberi akses kepada anak bangsa untuk menjadi akademisi sekaligus da’i.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D. saat berpidato dalam pembukaan dua lokakarya (workshop) yang diinisiasi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat di Makassar, Rabu (7/6) malam. Acara yang digelar di Hotel Grand Clarion, Makassar, Sulawesi Selatan ini dijadwalkan selama tiga hari, Rabu-Jumat (7-9/6).
“Sangat ideal jika ada da’i dengan kemampuan menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an melalui pendekatan akademis. Tentu sangat berkualitas karena ketuntasannya dalam memahami bidang ilmu pengetahuan,” kata Mas’ud.
Menurut dia, hal tersebut sangat relevan dengan tujuan pembentukan PTKI di Indonesia seperti dijelaskan Pasal 2 ayat 1 PP No 34/ 1950 tentang Pembentukan PTKI, yang menyebut pembentukan PTKI dimaksudkan untuk memberi pengajaran tinggi dan menjadi pusat perkembangan dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang Islam.
Selanjutnya dalam Perpres No 11/ 1960 tentang Pembentukan IAIN yang memperkuat PP tersebut sebagaimana termaktub dalam Pasal 2, bahwa pembentukan IAIN dimaksudkan untuk memberi pengajaran pendidikan tinggi dan menjadi pusat untuk memperkembangkan dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang Agama Islam.
Para lulusan PTKI, khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) yang punya peran sebagai dai diharapkan memiliki kompetensi pendukung, yaitu melek media. Kemampuan ini akan menjadi bagian penting dalam merencanakan dan mengelola media terbarukan sebagai media dakwah. Di samping itu, sebagai bagian untuk mengisi kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam mengakses informasi dari waktu ke waktu.
Sementara itu, Kepala Balai Litbang Agama (BLA) Makassar, Hamzah Harun, dalam sambutannya menyambut baik lokakarya ini. Ia menyebut ada beberapa alasan tumpuan masyarakat kepada PTKI. Antara lain, para alumni memiliki kompetensi dasar di bidang keagamaan, meskipun terdapat perbedaan muatan keagamaan dan konsentrasi antara satu program studi dengan lainnya.
Kompetensi dasar tersebut antara lain diperoleh melalui mata kuliah seperti Pengantar Ilmu Tafsir, Pengantar Ilmu Hadis, Fikih, Ilmu Kalam, dan Bahasa Arab. Semua materi tersebut juga masuk dalam kategori kompetensi dasar dalam studi Islam.
“Kedua, seiring perkembangan zaman, tantangan kebutuhan masyarakat terhadap dakwah sangat besar, kompleks, dan dinamis. Ketiga, harapan masyarakat perlu direspons secara terus menerus dengan intensitas dan kualitas dakwah yang lebih tinggi, terencana, dan terorganisasi,” paparnya.
Para alumni PTKI yang sudah dibekali dengan ilmu-ilmu keagamaan, lanjut Hamzah, diharap bisa memberi kontribusi optimal terhadap kegiatan dakwah. Harapan itu ditujukan kepada alumni semua program studi, terutama jurusan keagamaan terutama kepada alumni program studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Walaupun senyatanya, beberapa peran alumni PTKI dalam bidang dakwah sudah dirasakan manfaatnya untuk waktu yang lama, namun peran tersebut agaknya masih bisan dan perlu ditingkatkan lagi. Karena peran alumni secara perorangan masih memperlihatkan kesenjangan antara satu dengan yang lain.
Sebelumnya, Kasubbag TU Puslitbang Penda, Rizal Rangkuti, menginformasikan bahwa lembaga tersebut sedang menggelar dua lokakarya (workshop) sekaligus, yakni ‘Pendidikan Bela Negara (PBN) di Pesantren’ dan ‘Penyusunan Bahan Ajar Laboratorium Dakwah di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)’.
“Untuk peserta workshop PBN di Pesantren, setidaknya ada 50 pimpinan pesantren se-Sulsel. Sedangkan Penyusunan Bahan Ajar Laboratorium Dakwah di PTKI pesertanya 75 orang terdiri dari para praktisi pendidikan, dosen sejumlah kampus di Makassar,” kata Rizal melalui telepon. (Musthofa Asrori/bas)