Luar Biasa! Inilah Program dan Produk Unggulan Puslitbang LKKMO Tahun 2023
Bogor (Balitbang Diklat)---Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program Semester I Tahun 2023, bertempat di Hotel Salak The Heritage, Bogor, Minggu-Selasa (25-27/6/2023).
Dalam arahannya, Kapuslitbang LKKMO Prof. Arskal Salim mengatakan bahwa kegiatan ini untuk mengidentifikasi dan melihat kembali program-program apa saja yang sudah dilaksanakan sejauh ini, dan dengan anggaran yang sudah dituntaskan per tanggal ini.
“Akhir bulan Juni ini kita menghendaki bisa mencapai 50% penyerapan anggaran, karena mengejar 70% angka di bulan Juli. Kita memiliki peluang dengan membayar honor verifikator, para penilai, dan juga membiayai kegiatan Islage,” ungkap Arskal, di Bogor, Minggu (25/6/2023).
Selanjutnya, kata Arskal, timeline Penilaian Buku Pendidikan Agama (PBPA) akan mengakhirinya dengan proses penilaian dan konfirmasinya di awal bulan Juli, sehingga sudah ketahuan mana buku-buku yang dianggap masuk SK sebagai buku yang layak untuk diterbitkan.
“Program lain yang perlu dicermati ialah kegiatan International Symposium on Religious Literature and Heritage (ISLAGE-4) 2023, di Yogyakarta, pada 2-4 Agustus 2023. Laporannya, sekitar 200 lebih jumlah abstrak yang masuk. Ini satu hal yang patut kita syukuri,” ucapnya.
Lalu, kata Arskal, timeline berikutnya adalah penerbitan Jurnal Lektur dan Jurnal Heritage. Ini berkaitan dengan reakreditasi karena saat ini masa penilaian oleh Kemendikbud.
“Kegiatan lainnya yang menjadi timeline yaitu penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah. Semua Al-Qur’an yang sudah selesai validasi, untuk disiapkan lay out dan tashihnya, agar nanti pihak-pihak yang mau menerbitkan sudah tersedia masternya,” sambung Arskal.
Berikutnya, lanjut Arskal, mandatori Kepala Balitbang Diklat yaitu digitalisasi seluruh karya dan produk terbitan Puslitbang Lektur. Telah diidentifikasi terdapat sekitar 900-an judul buku, dengan ditotal mencapai 20.000 halaman, harus dibuatkan PDF-nya yang bisa di-search versi OCR.
Program 2024 lainnya adalah literasi. Kalaupun nanti berubah namanya Puslitbang Lektur, ini akan fokus pada aspek literasi baik dalam produknya karya buku dan juga prosesnya. “Itu semua dalam rangka peningkatan literasi, ini bisa dilakukan dalam bentuk sosialisasi konsep maupun gagasan,” pungkas Arskal. (Barjah/bas/sri)