Menikmati Gelaran Wayang Santri di Asrama Haji

21 Okt 2021
Menikmati Gelaran Wayang Santri di Asrama Haji
Kaban Litbang Diklat Kemenag RI Prof Achmad Gunaryo bersama sejumlah pejabat Eselon I sedang menyaksikan penampilan wayang dalam rangka Hari Santri yang diinisiasi Ditjen Pendis di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Rabu (20/10/2021) malam.

Jakarta (20 Oktober 2021). Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Rabu (20/10/2021) malam, tampak ramai dan meriah. Lamat-lamat terdengar hingar-bingar suara gamelan dan alat musik tradisional lainnya. Rupanya, suara tersebut berasal dari ruangan serbaguna I Gedung Asrama Haji, Kota Jakarta Timur.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membuka resmi kegiatan tersebut mengatakan, pagelaran wayang ini merupakan kali pertama yang digelar oleh Kemenag. Acara ini, kata Menag, menghadirkan dalang Ki Gondrong al-Frustasi, sinden Agnes Sefronzo dari Hungaria, dan pelawak senior Marwoto.

“Dalang Ki Gondong al-Frustasi ini saya temukan di pedalaman Rembang. Dalang muda bertalenta yang tidak banyak kita temukan sekarang ini sebelumnya bersemayam di tengah hutan,” ungkap Menag Yaqut yang hadir bersama sang istri Eny Yaqut Cholil.

“Mudah-mudahan gelaran wayang malam ini menjadi inspirasi bagi anak-anak muda bangsa Indonesia, bahwa kita memiliki budaya, nilai-nilai tradisi, dan nilai-nilai keagamaan yang selalu membimbing masyarakat, dan ini perlu dilestarikan,” tambah Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Gus Yaqut yang menggunakan baju batik bermotif gambar gareng, salah satu tokoh pewayangan, mengatakan bahwa gelaran wayang ini merupakan perwujudan rasa suka-cita Kemenag terhadap peran penting santri yang turut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Oleh karena itu, santri harus percaya diri. Sebab, santri bisa jadi presiden. Contohnya KH. Abdurrahman Wahid. Hari ini kita punya wakil presiden yang santri, yaitu KH. Ma’ruf Amin. Santri bisa jadi apa saja. Jadi menteri, bupati, dan hingga lurah dan Ketua RT. Selamat hari santri, semoga benar-benar menginspirasi,” harapnya.

Menag tampak menikmati penampilan wayang tersebut. Tak terkecuali para pejabat Eselon I yang menemani GusMen, begitu sapaan Menag Yaqut, hingga larut malam. Pejabat tersebut antara lain Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag RI Achmad Gunaryo.

Pitutur Kehidupan

Di sela menikmati pertunjukan, Kaban Gunaryo memiliki pandangan menarik terkait gelaran wayang yang pertama kali digelar Kemenag ini. menurut dia, wayang merupakan pitutur tentang kehidupan.

“Wayang adalah pitutur tentang kehidupan. Konsisten dengan ini, santri diharapkan menjadi pinutur dan guru bangsa. Selamat hari santri,” ujar Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang ini.

Ia juga mengakui kehebatan Nahdlatul Ulama yang mampu bersahabat dengan tradisi lokal seperti wayang tersebut. “Harus diakui, salah satu kehebatan NU adalah adaptif terhadap budaya lokal,” kata Kaban Gunaryo.

“Jadi, wujud adaptif ini misalnya tidak mudah menyalahkan orang. Ketika ingin melakukan perubahan, itu dilakukan dengan aloplastis dan sangat halus sehingga kerap dirasa bukan perubahan, tetapi sebagai 'pitutur',” tandas Kaban.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani atas nama panitia menyampaikan, malam tersebut Kemenag menghelar pagelaran wayang dalam menyemarakkan hari santri.

Menurut Ali Ramdhani, tokoh Semar dalam wayang, bisa menjadi sosok sebagai kiai yang membangun pesantren. Pesantren tidak hanya sebagai menara gading yang indah, elok dipandang, namun harus bisa sebagai mercusuar yang dibutuhkan bangsa untuk pembangunan bangsa.

“Agama, dakwah, dan budaya menjadi satu tarikan nafas dalam membangun peradaban. Agama lebih manusiawi dengan tampilan kearifan lokal,” ujar mantan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Jati Bandung periode 2019-2023 ini.

Ia berharap, semua yang menyaksikan pagelaran wayang ini, utamanya para santri di mana pun berada bisa memetik pesan dan nilai tradisi agar santri menjadi cultural broker (pialang kebudayaan).

“Santri harus menampilkan wajah-wajah yang ramah, tidak marah, yang mengajak, tidak mengejek, dan dapat menampilkan nilai-nilai rahmatan lil alamin,” tandas pria yang pernah menjabat sebagai Wasekjen Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) ini.

Ia menambahkan, pagelaran wayang bertajuk Semar Bangun Pesantren yang dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring) ini merupakan Rangkaian Peringatan Hari Santri 2021. Pagelaran tersebut disiarkan secara langsung mulai pukul 19.30 WIB melalui kanal YouTube Kemenag.

Sekjen Kemenag Nizar Ali, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghofur, Direktur GTK Madrasah Muhammad Zain, dan sejumlah pejabat eselon I, II, III di lingkungan Kemenag yang hadir dalam gelaran tersebut tetap asyik menikmati kemeriahan wayang hingga larut malam.[]

Ova/diad

Penulis: Mustofa Asrori
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI