Penting! Inilah Solusi Krisis Lingkungan di Masa Depan

20 Jan 2025
Penting! Inilah Solusi Krisis Lingkungan di Masa Depan
Pusdiklat Teknis Balitbang Diklat menggelar Seri Berbagi Ilmu Pengetahuan bertema Sustainability dalam Pendidikan: Mendidik Generasi Peduli Lingkungan, Senin (20/1/2025).

Ciputat (Balitbang Diklat)---Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis (Pusdiklat Teknis) Balitbang Diklat Kementerian Agama kembali mengadakan Seri Berbagi Ilmu Pengetahuan bertema Sustainability dalam Pendidikan: Mendidik Generasi Peduli Lingkungan.

 

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui siaran langsung di kanal YouTube dan Instagram Pusdiklat Teknis, berlangsung dari Smartclass Pusdiklat Teknis. Acara ini menghadirkan dua widyaiswara Kementerian Agama, Syafnedi dan Eneng Hernawati.

 

Diskusi berjalan hangat, membahas pentingnya pendidikan berbasis keberlanjutan untuk membentuk generasi muda yang peduli lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial.

 

Dalam keterangannya, Eneng Hernawati menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan, baik saat ini maupun di masa depan. Namun, tantangan seperti krisis lingkungan, banjir, dan penurunan kualitas ekosistem menjadi ancaman yang harus dihadapi bersama.

 

"Kesadaran lingkungan harus ditanamkan sejak dini. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 8 Tahun 2019 telah memberikan dasar kuat melalui program pengembangan generasi peduli lingkungan," kata Eneng di Ciputat, Senin (20/1/2025)

 

Ia menambahkan bahwa program ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, hingga masyarakat sekitar, "Semua pihak harus bersinergi untuk menciptakan ekosistem sekolah yang peduli lingkungan," ujarnya.

 

Eneng juga menekankan pentingnya integrasi pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum, seperti Kurikulum Merdeka. "Proyek berbasis lingkungan, seperti pengelolaan sampah menggunakan komposter dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selain melibatkan siswa, program ini juga harus didukung oleh seluruh warga sekolah, termasuk guru dan orang tua," katanya.

 

Sebagai contoh, Eneng menyebut MAN 4 Jakarta yang telah sukses menjalankan program pengelolaan sampah sederhana tetapi berdampak besar. "Program ini menunjukkan bahwa langkah kecil dapat memberikan dampak besar bagi masa depan," tambahnya.

 

Sementara itu, Syafnedi mengulas sejarah gerakan peduli lingkungan yang telah menjadi perhatian global, seperti inisiatif Yayasan WWF (World Wildlife Fund) sejak 1961 yang memulai gerakan pelestarian satwa dan lingkungan.

 

"Dalam konteks pendidikan, kita dapat mengadopsi konsep Ki Hajar Dewantara yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan masyarakat. Pendidikan tidak hanya mengejar pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter generasi yang selaras dengan alam," jelas Syafnedi.

 

Ia juga menekankan perlunya langkah nyata yang dilakukan secara konsisten, seperti penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi energi, "Kita perlu memberikan contoh nyata untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif," katanya.

 

Syafnedi menambahkan pentingnya pendekatan edukasi yang inspiratif dengan menerapkan konsep Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani yang mendorong semangat dan mendukung keberhasilan program peduli lingkungan.

 

Melalui pendidikan keberlanjutan, Pusdiklat Teknis berharap dapat mencetak generasi muda sebagai agen perubahan yang mampu menghadapi tantangan lingkungan global dengan solusi inovatif, tanggung jawab moral, dan kesadaran menjaga harmoni dengan alam.

 

(Halimah Dwi Putri)

Penulis: Halimah Dwi Putri
Sumber: Pusdiklat Teknis
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI