Pra Seminar Penelitian: Relasi Antarumat Beragama
Jakarta (24 Juli 2015). Puslitbang Kehidupan Keagamaan menyelenggarakan Pra Seminar Hasil Penelitian dengan tema “Relasi Antarumat Beragama di Berbagai Daerah”, Jumat (24/7). Selain Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan dan para peneliti, kegiatan ini dihadiri pula oleh narasumber dari beberapa unit kerja terkait, antara lain peserta dari Bimas Islam, Bimas Kristen, dan Bimas Katholik Kementerian Agama RI.
Judul makalah yang disajikan terdiri dari empat judul penelitian, yaitu Bersanding dalam Budaya, Bertanding Tak Setara: Relasi Muslim-Buddhis di Panggang, Gunung Kidul, DIY oleh Akmal Salim Ruhana; Relasi Antarumat Beragama: Muslim-Enclave Kristen di Mojowarno, Jombang, Jawa Timur oleh Haidlor Ali Ahmad-Raudlatul Ulum; Relasi Muslim-Katholik di Muntilan oleh Ibnu Hasan Muchtar-Haris Burhani, dan Relasi Antarumat Beragama di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur oleh Ahsanul Khalikin.
Makalah pertama yang dipaparkan adalah Bersanding dalam Budaya, Bertanding Tak Setara: Relasi Muslim-Buddhis di Panggang oleh Akmal Salim Ruhana. Penelitian ini membahas tentang kehidupan keagamaan antara umat Islam dan Buddha di Gunung Kidul, DIY.
Muslim-Enclave Kristen di Mojowarno, Jombang, Jawa Timur oleh Haidlor Ali Ahmad-Raudlatul Ulum menjadi makalah kedua yang dipaparkan. Peneliti memilih lokasi Jombang sebagai sasaran penelitian ini karena di kecamatan tersebut terdapat enclave Kristen. Simbol agama yang paling menonjol di wilayah ini adalah simbol Kristen, padahal mayoritas penduduk memeluk agama Islam.
Banyaknya simbol Kristen ini tidak membuat penduduk Islam di wilayah tersebut menjadi risih. Pemeluk agama Islam dan Kristen saling mernghormati dengan berpegang teguh pada nilai-nilai agama masing-masing yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun konversi agama antara Islam dan Kristen berjumlah seimbang, biasanya yang paling menonjol disebabkan oleh faktor perkawinan.
Berikutnya penelitian Relasi Muslim-Katholik di Muntilanoleh Ibnu Hasan Muchtar-Haris Burhani yang mendapat giliran untuk dipaparkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muslim dan Katholik di Muntilan hidup berdampingan secara damai. Kepentingan yang bersifat kebersamaan lebih diutamakan daripada kepentingan individual maupun kelompok dengan cara masing-masing menjaga dan melestarikan kerukunan melalui pertemuan rutin bulanan untuk menghindari persoalan-persoalan yang dapat menimbulkan perselisihan, terutama dalam urusan keagamaan.
Makalah penelitian yang terakhir disajikan adalah Relasi Antarumat Beragama di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur oleh Ahsanul Khalikin. Penelitian ini lebih menonjolkan aspek sosial-budaya atau kearifan lokal yang memiliki andil besar dalam menjaga kerukunan umat beragama di Ende, Istilah Tiga Batu Tungku begitu lekat dengan masyarakat lokal Ende. Tiga Batu Tungku bertujuan untuk menghindarkan diri dari permusuhan hingga perpecahan hidup persaudaraan, yakni kerja sama antara pemerintah, adat dan agama.
Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya-jawab dari peserta, penjelasan kesimpulan dari Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan, dan penutupan dari ketua peneliti.[]
diad/ags/ags