Puslitbang LKKMO Gelar Pembahasan Draf Awal Penyusunan dan Penerbitan Katalog Karya Ulama Nusantara Online
Jakarta (9 November 2018). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) menggelar pembahasan draf awal penyusunan dan penerbitan Katalog Karya Ulama Nusantara Online di Hotel Sofyan Betawi, Menteng, Jumat (9/11). Kegiatan ini bertujuan untuk menjawab tantangan dunia saat ini yang serba digital dan paperless, di samping merupakan tugas dan fungsi Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi. Onlinisasi merupakan hal yang mutlak untuk dunia dewasa ini. “The world is digital” adalah kata yang tepat untuk dipakai sekarang ini, yang berlaku dalam bentuk kegiatan apa pun. Apabila tidak sanggup berdampingan dengan digitalisasi, maka akan tersingkir dengan sendirinya.
Karya ulama Nusantara sangat banyak tersebar di berbagai daerah di Nusantara. Sejak masa silam hingga saat ini akan terus bermunculan karya-karya besar dari para intelektual Muslim di dunia Nusantara. Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi telah mengadakan penelitian untuk menginventarisir dan mengumpulkannya; lalu dikemas dalam bentuk katalog dan dipelajari serta dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk kepentingan duniawi dan ukhrawi.
Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Dr. Muhammad Zain, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Muhammad Zain menyampaikan dalam sambutannya bahwa hadirnya katalog karya ulama ini secara online dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kegalauan para generasi milenial untuk memahami literasi agama yang telah disediakan oleh para pendahulu. Muhammad Zain berharap agar laman katalog karya ulama ini menjadi “sesuatu banget” bagi generasi sekarang.
Design web, kata Muhammad Zain, perlu dibuat semenarik mungkin dengan “eye catching” yang bagus. Dengan demikian dapat menarik rasa ingin tahu para pembaca terhadap apa yang disedikan di laman ini. Beberapa catatan lain disampaikan terkait tampilan laman katalog ini yaitu perlu ada tagline di halaman beranda, gambar yang bergerak, dan menampilkan karya-karya monumental yang telah menjadi rujukan masyarakat, seperti karya Abdurrauf Singkil, Tanbihul Masyi. Salah satu isi di dalamnya menyebutkan bahwa “agar tidak mudah menyalahkan pendapat org lain, apalagi sampai mengkafirkan pihak yang berbeda pendapat dengan kita”. Muhammad Zain melanjutkan bahwa laman ini ibarat seorang gadis yang harus menarik penampilannya. Karena di dalamnya mengandung isi yang sangat penting untuk diketahui oleh orang banyak.
Ummul Hikmah -- dari Lembaga Bridge and Foster Indonesia -- sebagai narasumber pada kegiatan ini meng-highlight bahwa menghadirkan katolog Karya ulama ini sangat penting dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Karena itu, performance yang menarik, readability, dan easy to read sangat penting diperhatikan. Beberapa catatan yang disampaikan adalah halaman pertama laman ini akan berfungsi menjadi navigator, karena itu tidak boleh terlalu banyak kata-kata dan perlu dilengkapi dengan simbol-simbol. Warna yang dominan disarankan lebih baik banyak warna putih, sehingga terkesan bersih dan tidak mengganggu pandangan mata terhadap kata-kata yang harusnya menjadi fokus. Halaman pertama laman ini juga harus berbentuk kontemporer, tidak klasik, karena sebagian besar penggunanya adalah golongan milenial. Gambar yang ditampilkan harus cerah dan tidak mendominasi layar sehingga tersedia ruang-ruang kosong untuk memberi spacekepada mata melihat icon lain. Terakhir Ummul Hikmah menyampaikan agar laman yang disediakan ini hendaknya user friendly ke semua media, sehingga mudah dibuka dimana saja, baik di handphone, laptop, atau notebook.
Para peserta yang hadir, sebagian besar generasi milenial, sangat antusias dalam berdiskusi dan produkif memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat untuk penyempurnaan laman ini. Syattiri dari Lembaga PBNU, misalnya, sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mengharapkan agar dapat meng-upload seluruh karya ulama yang ada di Nusantara ini dalam waktu dekat. Karena ini akan memberikan kontribusi yang cukup besar untuk kepentingan umat. Negara harus benar-benar serius dalam menerbitkan seluruh karya ulama, karena nilai manfaatnya akan sangat luas tidak hanya kepada santri dimana karya ulama ini ditulis dan diproduksi. Di samping itu, Syattiri mengharapkan agar dapat mengapresiasi pemilik karya ulama ini dengan memberikan sertifikat. Karena itu tampilannya harus benar-benar maksimal.
Di antara masukan peserta lainnya adalah perlunya perluasan jangkauan ke media sosial lainnya. Laman katalog karya Ulama ini tidak hanya berhenti di web yang hanya bisa diakses melalui laman, namun harus memiliki link ke media sosial lainnya, sehingga benar-benar dapat terdesimenasi secara luas informasi di dalamnya.
Kegiatan pembahasan laman ini langsung berinteraksi antarawebdeveloper dan para peserta kegiatan, sehingga semua masukan dapat di-input dan ditindaklanjuti untuk direvisi lamannya dalam waktu dekat. Harapannya tentu Laman Katalog Karya Ulama Online ini dapat di-launching pada akhir tahun ini sebagai salah satu produk unggulan Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi. (FI/bas/ar)