Puslitbang LKKMO Selenggarakan FGD Manuskrip Keagamaan di Cirebon
Cirebon (3 September 2019). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait manuskrip keagamaan Cirebon, bertempat di Ruang Sidang Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, Selasa (3/9).
Kegiatan ini dihadiri Kepala Puslitbang LKKMO Dr. Muhammad Zain, Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon H. Aan Fathul Anwar S.H., M.Pd.I., dan narasumber dari Puslitbang LKKMO Dr. Fakhriati dan Direktur Rumah Budaya Nusantara, Bambang Iriyanto, yang juga sebagai budayawan Cirebon.
Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta terdiri atas akademisi, pemerhati, penggiat, dan ahli waris manuskrip. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang rencana pendirian Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara (PKMKN). Penjelasan tentang rencana hadirnya PKMKN dijelaskan oleh Fakhriati. Bertindak sebagai moderator Kepala Bidang Litbang Lektur, Bahari.
Acara dibuka oleh Plt. Kepala Kankemenag Kota Cirebon, H. Aan Fathul Anwar S.H., M.Pd.I. Dalam sambutannya, Aan Fathul Anwar menyambut baik acara kegiatan ini. Aan Fathul Anwar mengungkapkan bahwa Cirebon menyimpan banyak warisan budaya berupa manuskrip keagamaan. “Cirebon menjadi salah satu icon yang kaya akan manuskrip keagamaan. Karena itu, sangat tepat Puslitbang LKKMO menjadikan Cirebon sebagai tempat kegiatan ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Bambang Iriyanto mengatakan bahwa manuskrip yang sudah didata melalui Rumah Budaya Nusantara sebanyak seribu lebih. Masih banyak manuskrip yang belum dapat dikumpulkan oleh Rumah Budaya Nusantara yang masih disimpan oleh ahli waris dan masyarakat setempat. Sebagian besar masih dalam kondisi yang tidak layak.
Bambang juga mempromosikan salah satu hasil kajian berbasis manuskrip, yaitu obat diabetes care yang siap konsumsi. Selain itu, Bambang juga memberikan beberapa buku hasil kajian manuskrip kepada Kepala Puslitbang LKKMO, antara lain buku saduran manuskrip Tarekat Satariyah dan karya tasawuf Ibnu Arabi, Hill al-Rumuz wa Mafatih al-Kunuz (Pembuka Rumus dan Kunci Perbendaharaan).
Terkait rencana pendirian PKMKN, Bambang mengusulkan, “agar program PKMKN nantinya ada penghargaan khusus bagi para kolektor-kolektor manuskrip di daerah, terutama kota Cirebon yang terkenal sebagai lumbung manuskrip,” ujarnya.
Di akhir acara, Kepala Puslitbang LKKMO Dr. Muhammad Zain menyampaikan amanat Menteri Agama agar manuskrip keagamaan yang melimpah itu hendaknya dapat mengungkap isi naskah untuk memberi solusi permasalahan bangsa, seperti moderasi beragama dan isu nasionalisme. Dengan kata lain, pesan para ulama dan para tokoh bangsa yang tertulis pada manuskrip keagamaan pada masa lampau dapat direvitalisasi menjadi pembelajaran bagi generasi sekarang.
Muhammad Zain menekankan “kekayaan manuskrip Nusantara merupakan bukti bahwa bangsa kita adalah bangsa yang cerdas. Jadikan manuskrip keagamaan itu menjadi bahan pustaka untuk mencerdaskan bangsa dan umat, dan tidak berhenti sebagai pusaka,” pungkasnya. (Bahari/bas).