Puslitbang LKKMO Selenggarakan Konsinyering Evaluasi Program dan Laporan

13 Nov 2018
Puslitbang LKKMO Selenggarakan Konsinyering Evaluasi Program dan Laporan

Jakarta (13 November 2018). Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) menginisiasi kegiatan konsinyering penuntasan administrasi laporan kegiatan tahun anggaran 2018 untuk mengantisipasi berbagai temuan oleh pemeriksa, bertempat di Hotel Sofyan, Selasa (13/11). Dalam arahannya, Kapuslitbang LKKMO Dr. Muhammad Zain menekankan dua aspek yaitu serapan tinggi dan kinerja yang baik. Kedua hal ini harus sejalan seirama, jangan sampai serapannya tinggi namun kinerjanya buruk, karena dalam bekerja kita tidak semata-mata fokus pada serapan dan abai terhadap kinerja.

Dalam konteks government, kata Muhammad Zain, kita tidak lepas dari tiga hal penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Ketiganya harus selaras dan memerlukan konsentrasi setiap elemen, baik pejabat maupun staf. Hal ini tentu berbeda dengan peneliti yang secara normatif fokusnya pada substansi penelitian, metodologi yang tepat, dan perspektif analisis data yang benar.

Selanjutnya, Muhammad Zain menyoroti tiga hal penting. Pertama, digitalisasi dokumen. Ini sangat urgen karena dunia telah berubah, pekerjaan harus diselesaikan secara cepat, kelengkapan berkas tidak ada yang hilang dan dapat diakses oleh semua pegawai. Dengan demikian, kapanpun dapat dibuka terutama ketika diperlukan dalam pemeriksaan. Namun demikian, berkas asli tetap diperlukan dan diarsipkan secara rapih dan tertib, jadi second document ini  diperlukan untuk mobilitas kerja yang harus dilakukan secara cepat.

Kedua, dalam bekerja terkadang kita ambil keputusan tidak berdasarkan pertimbangan rasional melainkan feeling. Manajer  dalam banyak perusahaan juga seperti itu, feeling berperan dalam menetapkan keputusan. “Misalnya, George Soros ketika menandatangani kontrak (MoU) dengan pihak tertentu, ia akan batal menandatangani ketika ada sinyal tertentu dalam fisiknya, juga sebaliknya ketika ada sinyal lain malah dia menandatanganinya dengan resiko apapun, ini bagian dari kekuatanfeeling yang digambarkan dalam buku Open Society: Reforming Global Capitalism,” ujar Zain.

Ketiga, kita harus berpikir maju ke depan (futuristic) dalam banyak hal. Tentu ini bagian dari berpikir positif dan optimis. Kita bayangkan bahwa apa yang terjadi saat ini dengan kecanggihan teknologi tidak pernah terpikir dulu.

Mengutip isi buku “Thinking Fast and Slow”, Muhammad Zain mengatakan kita harus mampu mendeteksi berbagai kendala dan masalah secara cepat dan akurat. Jadi kita jangan hanya mendengarkan suara-suara dari luar tapi kita sendiri harus punya deteksi yang cermat sehingga lepas dari bahaya.

“Diceritakan dalam buku itu, seorang komandan kebakaran yang sangat tepat dalam mengambil keputusan dengan menolak teriakan orang lain tentang titik letak kebakaran, dia berpegang pada kekuatan deteksinya sendiri yang berbuah hasil menyelamatkan orang banyak dari reruntuhan gedung,” tutur Zain.

Mengakhiri arahannya, Zain menegaskan bahwa untuk tahun 2019 semua anggaran dipastikan fiks di awal, harga-harga disesuaikan dengan SBU, dan semua perencanaan dimatangkan.“Ketika kita menemukan kendala dalam melaksanakan program kegiatan berarti sukses telah semakin dekat,” pungkas Zain. (IA/bas/ar) 

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI