Rakor Balitbang Diklat Resmi Dibuka
Padang (1 Agustus 2018). Rapat Koordinasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama 2018 dibuka resmi Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, PhD. Rabu (1/8) petang. Rakor bertema “Akselerasi dan Sinkronisasi Program Litbang dan Diklat dalam Mewujudkan Kinerja yang Optimal” ini dihelat di Hotel Pangeran Beach Jl. Ir. H. Juanda No. 79 Kota Padang, Sumatera Barat.
Dalam arahannya, Kaban menyatakan sangat berbahagia bisa melihat berbagai kelebihan mulai dari satker pusat hingga daerah. “Memang sengaja dicari yang bagus, bukan mengkambinghitamkan. Misalnya, soal serapan anggaran. Selama ini kita sering telat. Tapi alhamdulillah mulai ada peningkatan. Lalu video-video tayangan tadi juga mulai bagus,” ujarnya.
Menurut Mas’ud, kebersamaan bisa membuat kita maju. Ke depan, harus ditingkatkan lagi. Sudah selayaknya tradisi pemberian penghargaan ini dikembangkan untuk menunjang kinerja Balitbang Diklat.
Secara khusus, ia meminta jajaran menjadi agen yang aktif untuk mempromosikan hasil-hasil kelitbangan. Pihaknya mengakui bahwa pemanfaatan hasil litbang masih belum optimal di lingkungan Kemenag. Kondisi ini tidak perlu kita sesali, tetapi harus kita sikapi secara arif dan bijak dengan melakukan evaluasi sekaligus otokritik terhadap kinerja kelitbangan selama ini.
“Kedua, perlu peningkatan kerjasama dengan berbagai media baik cetak maupun online untuk mempromosikan produk-produk kelitbangan kita. Kemudian, secara spesifik untuk kediklatan perlu meningkatkan kualitas, baik Pusdiklat ADM maupun Teknis perlu mencermati kembali perubahan perundangan terkait kediklatan dan kebutuhan-kebutuhan unit kerja yang ada. Hal ini penting agar ada keselarasan antara kurikulum, regulasi kepegawaian, dan tuntutan profesionalitas,” tandas Mas’ud.
Di sela pidato, Kaban meminta diputarkan video berdurasi dua menit yang sangat menginspirasi. Dalam video tersebut, ada empat kategori manusia. Pertama, orang gembira dan melayani. Kedua, gembira tapi tidak melayani (egois). Tidak gembira tapi melayani (patuh). Tidak gembira sekaligus tidak melayani (manusia tanpa hati).
Di hadapan Kakanwil Kemenag Provinsi Sumbar, H. Hendri, Mas’ud menyebut Islam Nusantara di Minang itu Islam basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Adat adalah indigineus yang dimasuki nilai-nilai keislaman.
Dalam sambutannya, Kakanwil menyampaikan rasa terima kasih dan kebahagiaan atas dipilihnya Padang Sumbar sebagai lokasi rakor yang sangat strategis ini. “Di hadapan para profesor dan peneliti, tentu saya lebih suka mendengarkan dan tentu lebih sedikit bicara. Semoga Bapak/Ibu sekalian peserta rakor betah di sini. Kalau perlu singgah ke beberapa tempat wisata di Sumbar,” kata Kakanwil.
Dalam laporannya selaku pengarah acara, Seslitbang Diklat Rohmat Mulyana Sapdi mengatakan kegiatan dihadiri 120 orang terdiri dari Pejabat Eselon II, III, IV, Peneliti, Widyaiswara dan Staf Pelaksana. Rohmat berharap melalui kegiatan tersebut bisa menghasilkan sejumlah program yang lebih optimal.(Musthofa Asrori/bas/sri/ar)