Saatnya Mayoritas Bersuara!

11 Apr 2016
Saatnya Mayoritas Bersuara!

Salatiga (10 April 2016). Secara umum tingkat kerukunan antarumat beragama di Indonesia dalam keadaan baik. Hal ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tahun 2015, dimana dengan komponen pengukuran pada dimensi toleransi; kesetaraan; dan kerja sama antar pemeluk agama, menunjukkan bahwa indeks kerukunan umat beragama berada pada angka 75.36 dalam skala 0-100.

 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Abdurrahman Masud, Ph.D dihadapan peserta Seminar Hasil Penelitian Kolaboratif yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Agama Semarang di Salatiga, (10/4).

Namun demikian, meskipun secara umum kondisi kerukunan umat beragama dalam kondisi baik, namun Kepala Badan mengingatkan bahwa terdapat potensi ancaman disintegrasi dan benih-benih disharmoni antarumat beragama. "Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini adalah adanya gerakan-gerakan radikal yang cenderung memahami agama secara literal dan kaku" terangnya. "Hal ini berpotensi mengganggu harmonisasi kerukunan umat beragama, bahkan mengancam eksistensi NKRI" lanjutnya.

Lebih lanjut, Kepala Badan menjelaskan bahwa meskipun keberadaan kelompok-kelompok radikal tergolong minoritas, tetapi mereka cukup aktif menyuarakan ide dan pemikirannya. "Mereka, meskipun kelompok kecil, tetapi cukup hiperaktif menyuarakan pendapatnya. Sehingga menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat" paparnya. Oleh karenanya, ia mengajak kepada kelompok keagamaan yang mayoritas untuk lantang menyuarakan penolakan terhadap pemikiran keagamaan yang cenderung radikal dan intoleran.

"Saya yakin, mayoritas kita menolak keberadaan mereka. Namun sayang, kita yang mayoritas ini masih menjadi silent majority. Mayoritas tetapi tidak menyampaikan aspirasinya" tutur profesor lulusan Universitas California, USA tersebut. "Oleh karenanya, mulai saat ini kita yang mayoritas harus lantang menyuarakan sikap kita. Menolak paham radikal yang mengancam kerukunan bangsa dan eksistensi NKRI"  lanjutnya.

Di akhir sambutanya, dihadapan 180 peserra seminar yang berasal dari Jateng, DIY, dan Jatim, Kepala Badan berharap seminar yang rencananya diselenggarakan sampai Selasa (12/4), menghasilkan rumusan rekomendasi kebijakan yang bermanfaat bagi pemerintah. "Saya ingatkan bahwa riset yang kita lakukan adalah riset kebijakan. Oleh karenanya seminar hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi penyusunan kebijakan pemerintah" ujarnya menutup sambutan. []

ags/vics/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI