Sesban Arskal: Ini Alasan Pentingnya Ikut Pelatihan!

19 Jul 2024
Sesban Arskal: Ini Alasan Pentingnya Ikut Pelatihan!
Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Arskal Salim saat menyapa para peserta pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama (PPMB) angkatan V dan VI di BDK Bandung, Jumat (19/7/2024).

Bandung (Balitbang Diklat)---Pelatihan merupakan salah satu komponen penentu profesionalitas ASN. Merujuk pada regulasi pengembangan kompetensi pelatihan menjadi hak pegawai. Ini berarti para pemimpin organisasi di lingkungan Kementerian Agama perlu memfasilitasi pengembangan kompetensi para pegawainya.

 

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Arskal Salim saat menyapa para peserta pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama (PPMB) angkatan V dan VI di BDK Bandung.

 

“Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN, pegawai harus memenuhi setara 20 jam dalam setahun. Dengan demikian, pelatihan yang diikuti oleh peserta ini menjadi upaya nyata menuju ASN yang professional,” ujar Sesban di Bandung, Jumat (19/07/2024).

 

Menurut Arskal, untuk mencapai maksud dan tujuan pelatihan yang penting tersebut, maka perlu menjaga mutu sesuai alur pelatihan. “Mulai dari input, proses, sampai dengan output, pada gilirannya akan berdampak pada outcome pelatihan di organisasi,” tegasnya.

 

Sementara, dari sisi proses Arskal menekankan pentingnya peran widyaiswara. Menurutnya untuk memperoleh mutu proses yang baik, di antaranya tersedia widyaiswara sebagai fasilitator pembelajaran yang bermutu juga.

 

Pada kesempatan itu, Arskal juga menyinggung program short course bagi para widyaiswara. Gelombang pertama sudah berlangsung di Korea. Selain dari sisi pengembangan SDM, hal penting lainnya ialah didukung sarana prasarana, kurikulum, dan anggaran.

 

Sesban Arskal juga menegaskan bahwa saat ini saluran pengembangan kompetensi tidak selalu berupa klasikal kampus. Upaya lain bisa dengan nonklasikal terutama melalui media daring. “Beberapa pelatihan sudah didesain dengan memadukan dua model pelatihan atau blended learning. Selain itu, juga dilakukan secara non klasikal penuh, seperti Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) atau melalui Massive Open Online Course (MOOC) Pintar,” ungkapnya.

 

Ia menekankan perlunya memperluas model layanan pengembangan kompetensi dengan memahami karakter generasi. Dengan banyak ASN dari Generasi X dan Milenial berhadapan dengan masyarakat Generasi Z, penting untuk mengatasi gap karakter dan perspektif antar generasi serta memahami tantangan layanan kontemporer.

 

Menurut Arskal, salah satu pengembangan layanan kompetensi ASN adalah diversifikasi, yang harus adaptif terhadap teknologi. "Pelatihan bukan satu-satunya saluran pengembangan kompetensi, bisa juga dikembangkan di luar jam produktif dan melalui berbagai saluran seperti seminar, workshop, bimbingan teknis, peer teaching, atau lainnya yang dapat dikonversi sebagai kompetensi,” pungkasnya.

 

(Firman Nugraha/Barjah/diad)

Penulis: Firman Nugraha
Sumber: BDK Bandung
Editor: Barjah/Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI