SUDUT ISTANA: Indeks Kerukunan Beragama di Indonesia 75,36%

11 Mei 2016
SUDUT ISTANA: Indeks Kerukunan Beragama di Indonesia 75,36%

 Jakarta (11 Mei 2016). Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia sebesar 75,36 %. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kerukunan umat beragama di Indonesia cukup tinggi. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kabalitbangdiklat) Kementerian Agama, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. pada Dialog Khusus Sudut Istana di Studio RRI Pro 3 FM. 

Survei ini mengukur tiga indikator utama untuk memperoleh tingkat Kerukunan Umat Beragama (KUB) masyarakat, yaitu: 1) Toleransi, 2) Kesetaraan, dan 3) Kerjasama. Dengan mengukur ketiga indikator tersebut, hasil survei menunjukkan sebanyak empat belas kota provinsi yang memiliki tingkat KUB diatas rata-rata nasional, atau diatas angka 75.36%. Keempat belas kota itu adalah: 1) Provinsi NTT (83.3%), 2) Bali (81.6%),  3) Maluku (81,3%), 4) Kalimantan Tengah (80.7%),  5) Sulawesi Utara (80.5%), 6) Papua (80.2%),  7) Sulawesi Tengah (78.8%), 8) Sulawesi Tenggara (78%), 9) Papua Barat (77.7%), 10) Jawa Tengah (77.6%), 11) Kalimantan Selatan (77.4%), 12) Sumatera Utara (77.1%), 13) Maluku Utara (76.8%), dan 14) NTB (75.7%). 

Sesuai tema yang diangkat RRI Pro 3 FM Sudut Istana, yaitu: “SoalKerukunan Umat Beragama”, Kabalitbangdiklat mewakili Menteri Agama memandang bahwa faktor harmoni atau kerukunan adalah kearifan lokal (local wisdom). 

Menurut Mas’ud, Indonesia patut bersyukur karena memiliki ormas-ormas Islam berpaham moderat, seperti NU dan Muhammadiyah. Padahal, negara Islam sekalipun belum tentu mempunyai ormas Islam yang sangat mengakar dan menyemai nilai Islam moderat dan santun. Baru-baru ini, misalnya, NU mengadakan International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL).   Di negara-negara lain biasanya forum-forum seperti itu diselenggarakan oleh negara, bukan ormas.

 “Dilihat darisurvei 2015 ini kondisi kerukunan umat beragama di Indonesia semakin meningkat.  Pada surveiKUB 2012 beradapada Indeks 3,67%(dalam rentang 1-5). Kita sangat  bersyukur  angka intoleransi menurun.  Hal ini juga diungkap oleh Wahid Institute dan Setara Institute”, tegas Mas’ud. (hb/vick/bas)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI