Susun Strategi, Kemenag Siap Mengawal Buku Agama Pembangun Bangsa Tahun 2025

11 Feb 2025
Susun Strategi, Kemenag Siap Mengawal Buku Agama Pembangun Bangsa Tahun 2025
Kaban M Ali Ramdhani dalam kegiatan Reviu Pembahasan Regulasi (Petunjuk Teknis, Instrumen, dan SOP) Penilaian Buku Agama TA 2025 di Wisma Haji, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Jakarta (BMBPSDM)---Kesesuaian norma, standar, prosedur, dan kriteria yang baik adalah hal penting yang perlu diterapkan dalam menyusun buku. Mengingat buku sebagai jalan dalam membentuk peradaban yang maju bagi suatu bangsa.

 

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) M Ali Ramdhani menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Reviu Pembahasan Regulasi (Petunjuk Teknis, Instrumen, dan SOP) Penilaian Buku Agama TA 2025 di Wisma Haji, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

 

Dalam arahannya, Kaban menyampaikan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan bagi para reviewer. "Pertama, merancang bangun buku yang berkualitas dengan memerhatikan norma kebermaknaan agar maksud yang ditujukan tidak salah," ujarnya. 

 

Kedua, lanjut Kaban, adalah tata tulis. Menurutnya, pilihan-pilihan diksi menjadi penting dalam penyususnan dan menciptakan kualitas buku. Terakhir, kemudahan keterbacaan; khususnya bagi buku-buku pendidikan agama bagi sekolah-sekolah dasar dan menengah.

 

Lebih lanjut, Kaban juga menyoroti pentingnya bagi pereviu untuk memiliki kemampuan kontemporer di setiap bidang ilmu pada masa sekarang. "Kita menekankan pada orang lain selalu adaptasi dan update, jangan-jangan kita yang melakukan reviu buku juga harus update terhadap zaman masa kini," ujar Kang Dhani, sapaan akrabnya.

 

Terakhir, Kaban menekankan kepada Pusat PBAL2K agar terus memberikan dukungan terhadap dua dari delapan program prioritas Menteri Agama, yaitu tentang kurikulum cinta dan ekoteologi. "Saya ingin buku kita adalah buku yang tidak menebar kebencian. Berbeda adalah sesuatu hal yang biasa. Dengan adanya perbedaan kita memahami, nikmati perbedaan seperti pada sebuah lukisan," ucap Kaban.

 

Kegiatan tersebut ditutup dengan melakukan launching logo Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K). Turut hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Pusat PBAL2K Sidik Sisdiyanto, Tim Penilaian Buku Agama, perwakilan UIN Bandung, UIN Jakarta, UIN Banten, dan Tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

 

(Nova Agung Krismauf)

   

 

Penulis: Nova Agung Krismauf
Sumber: Nova
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI