Semarang (Balitbang Diklat)---Training of Trainer (ToT) Moderasi Beragama sangat penting karena melihat kondisi kebangsaan dan keagamaan saat ini. Indonesia bukan negara agama, tapi negara yang bermasyarakat religius dan majemuk yang sangat lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama.
“ASN di lingkungan Kementerian Agama harus berpandangan, bersikap, dan berperilaku agama moderat,” tegas Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Syafi’i.
Penegasan itu disampaikan Syafi'i saat membuka Training of Trainer (ToT) Moderasi Beragama bagi 30 pimpinan UIN Walisongo Semarang Angkatan I yang dilaksanakan atas kerjasama Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan UIN Walisongo Semarang di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, Rabu (25/1/2023). Kegiatan akan berlangsung dari tanggal 25 s.d. 30 Januari 2023.
Lebih lanjut,Syafi’i mengatakan implementasi keagamaan dan kebangsaan saat ini menghadapi tiga tantangan besar yaitu berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktek beragama yang berlebihan atau ekstrim yang mengesampingkan martabat kemanusiaan, berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik yang memicu konflik, dan berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dan bertanah air dalam bingkai NKRI.
“Maka diharapkan dengan dilaksanakannya ToT ini dapat menghasilkan para Trainer Moderasi Beragama andal yang dapat mengubah cara pandang, sikap, dan perilaku beragama moderat kepada masyarakat sekitarnya,”ujar Syafi’i.
Menurut Syafi’i, lulusan ToT memiliki lisensi untuk memberikan training moderasi beragama. "Para peserta setelah dinyatakan lulus dari ToT akan berhak mengajar," katanya.
Syafi’i juga mengucapkan terimakasih kepada UIN Walisongo atas kerjasamanya melaksanakan ToT Moderasi Beragama yang merupakan program prioritas Kementerian Agama.
Pada kesempatan ini, Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq, menyampaikan pentingnya ToT Moderasi Beragama diikuti para pimpinan di UIN Walisongo. Karena tujuan ToT Moderasi Beragama adalah agar peserta bisa menjelaskan dan menerangkan serta menjawab pertanyaan tentang moderasi beragama kepada mahasiswa dan masyarakat luas. “Untuk itu, ikuti ToT ini dengan seksama, penuh tanggung jawab, dan fokus,” ujarnya.
Menurut Imam Taufiq, problem yang muncul di berbagai negara dan masyarakat adalah tidak mampu hidup secara heterogen dengan sadar dan penuh toleransi. “Kita sebagai ASN Kementerian Agama punya tanggung jawab moral, spiritual bahkan mempunyai tanggung jawab yang praktis kepada dunia untuk menunjukkan bahwa kita sebagai motor penggerak rumah atau komunitas mampu hidup bersama dengan penuh keberkahan dan kesatuan,” pungkasnya.
Turut hadir pada kesempatan ini Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang Muchammad Toha dan jajaran tenaga pendidik dan kependidikan UIN Walisongo. (RS/bas)
Sumber :
Penulis : Rahmi
Editor : Abas