Upgrading Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan

24 Mar 2015
Upgrading Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan

Brussel – Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan di Indonesia mendapat apresiasi dan kian diharapkan. Laporan ini dinilai sangat baik memberikan gambaran atas dinamika kehidupan antarumat beragama di Indonesia. Karenanya, laporan ini diharapkan ditingkatkan cakupannya dan disediakan dalam multibahasa.   

Laporan yang diterbitkan Puslitbang Kehidupan Keagamaan - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ini, sudah banyak diakses publik di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, laporan yang mulai terbit sejak 2010 ini hadir melengkapi laporan-laporan serupa yang diterbitkan lembaga lain. Sementara dalam konteks luar negeri, laporan yang masih tersedia dalam bahasa Indonesia ini, menjadi sumber informasi tentang perkembangan di tanah air. Di samping itu, Laporan Pendidikan Agama dan Keagamaanyang terbit mulai 2013, juga penting dalam konteks ini.

Untuk itu, dalam kesempatan kunjungan dinas ke Belgia (18-20/3), Kabalitbang dan Diklat Prof. Abdurrahman Mas’ud, berkeinginan meningkatkan kualitas dan kebermanfaatan (upgrading) laporan ini. Laporan yang ternyata bagi Kedubes RI di luar negeri dinilai cukup informatif, ke depan akan digarap dengan melibatkan perspektif expert dari Eropa.

Perspektif negara lain dalam laporan tentang Indonesia ini penting untuk membuka wawasan pembaca tentang perkembangan suatu isu yang kerapkali tipikal dan resiprokal. Isu kesulitan mendirikan rumah ibadat di Indonesia, misalnya, ternyata juga terjadi di belahan dunia lain. Atau isu praktik diskriminasi minoritas di Indonesia yang terkesan mengkhawatirkan, ternyata secara kualitas dan kuantitas masih lebih baik kondisinya dibanding di negara lain.

Perspektif komparatif juga pada saatnya akan melahirkan simpulan dan pemahaman yang lebih bijak tentang suatu isu. Di sisi lain, para pihak akan memiliki pemahaman yang lebih luas terkait pengalaman (best practices) negara lain mengelola isu-isu serupa yang dihadapinya.

Untuk tujuan upgrading ini, serangkaian pertemuan dengan anggota parlemen Eropa, akademisi, lembaga think tank, dan LSM telah dilakukan. Pertemuan dilakukan dengan Mr. Gyorgi Holvenyi, anggota parlemen Eropa dari European People’s Party (EPP); Prof. Thomas Schirrmacher, Direktur International Institute for Religious Freedom, Bonn; Mrs. Katharina von Schnurbein, DG BEPA, European Commission; Mr. Pekka Hakala, Head of Policy Unit, DG EXPO European Parliament; dan Dr. Michael Privot, Direktur pada European Network Against Racism (ENAR). Para pihak mengapresiasi dan mendukung inisiatif penerbitan laporan tersebut, dan bahkan bersedia terlibat lebih jauh.

Nilai penting Laporan Tahunan Indonesia itu sendiri salahsatunya dirasakan dalam konteks bangsa-bangsa Eropa, sebagaimana diungkapkan Riaz J. P. Saehu, Konselor Bidang Informasi, Sosial Budaya dan Diplomasi Publik KBRI Brussel. Laporan yang antara lain meliput isu hubungan antaragama, dipandang turut mempromosikan dialog lintas agama dan budaya di Indonesia.

Hal ini to some extent akan menginspirasi pengelolaan multikulturalisme di negara-negara Eropa yang sedang mengalami tantangan. Lebih jauh, upaya berbagi ini mengarah pada dialog antarperadaban yang terbuka dan saling menguntungkan.[]asr/abdR/ags

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI