Adaptasi Digital atau Tertinggal, Begini Solusinya!

4 Jun 2024
Adaptasi Digital atau Tertinggal, Begini Solusinya!
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno pada bedah buku bertajuk Strategi Transformasi Digital: Solusi untuk Menghadapi Hempasan Gelombang Digital Disruption di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Jakarta (Balitbang Diklat) --- Dalam rangkaian acara bedah buku bertajuk "Strategi Transformasi Digital: Solusi untuk Menghadapi Hempasan Gelombang Digital Disruption", Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno menekankan pentingnya adaptasi digital di era modern ini. Kegiatan untuk itu bertujuan meningkatkan literasi digital dan memitigasi tantangan yang muncul akibat perkembangan teknologi.

 

"Bedah buku ini pentingnya sebenarnya, orang itu kalau tidak ada acara seperti ini enggan membaca buku. Biasanya lebih banyak membaca WhatsApp atau media sosial yang informasinya sudah bertransformasi digital dan disajikan dengan lebih menarik," ujar Kaban Suyitno di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

 

Menurutnya, di era digital, masyarakat lebih suka konten audio visual dibandingkan dengan narasi konvensional. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Perpustakaan Kementeria Agama untuk beradaptasi.

 

"Teman-teman di perpustakaan harus mengubah orientasi berpikir mereka, di mana perpustakaan itu harus dinamis dan dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan format digital. Semua buku harus sudah didigitalisasi, terutama buku terbitan Kementerian," tambahnya.

 

Kementerian Agama, di bawah kepemimpinan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah melakukan berbagai langkah digitalisasi yang signifikan. "Salah satunya di Balitbang Diklat ada pelatihan MOOC. Dulu hanya 3000-5000 peserta yang bisa ikut pelatihan, sekarang sudah ratusan ribu bahkan sampai satu juta. Ini dampak positif dari digitalisasi," ungkapnya.

 

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Arskal Salim mengatakan bahwa kegiatan bedah buku ini merupakan bagian dari rutinitas Perpustakaan Kementerian Agama dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

 

"Buku yang kita pilih untuk didiskusikan sangat relevan, tidak hanya untuk dunia bisnis yang mengandalkan transformasi digital, tetapi juga bagi pemerintahan dalam meningkatkan pelayanan bagi publik. Perbaikan layanan berbasis digital sangat dibutuhkan," jelas Sesban Arskal.

 

Dengan terus mendorong digitalisasi di berbagai layanan, Kementerian Agama berharap dapat memberikan kemudahan akses bagi publik dan meningkatkan efisiensi dalam pelayanan. “Kegiatan bedah buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah untuk memperkuat literasi digital di masyarakat,” pungkasnya.

 

(Ilda/diad)

Penulis: Zakiatu Husnil Fuada
Sumber: Perpustakaan
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI