Al-Qur'an Terjemah Bahasa Makassar Resmi Diserahkan: Generasi Muda Kini Lebih Dekat dengan Kitab Suci

19 Mar 2025
Al-Qur'an Terjemah Bahasa Makassar Resmi Diserahkan: Generasi Muda Kini Lebih Dekat dengan Kitab Suci
Kepala Pusat PBAL2K menerima draf Terjemah Al-Qur'an Bahasa Makassar di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan, Rabu (18/03/25).

Makassar (BMBPSDM)---Dalam upaya memelihara bahasa daerah dan meningkatkan kesadaran literasi keagamaan, Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) Kementerian Agama RI menggelar acara serah terima naskah terjemah Al-Qur'an dalam bahasa Makassar dengan versi yang lebih umum dengan generasi muda. Acara ini berlangsung di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2025).

 

Dalam sambutannya, Kepala Pusat PBAL2K Sidik Sisdiyanto menyampaikan bahwa menjadikan Al-Qur'an berbentuk terjemahan bahasa daerah adalah upaya untuk mendekatkan kitab suci ini kepada masyarakat. Dengan memahami isi Al-Qur'an dalam bahasa ibunya diharapkan masyarakat dapat lebih mudah memahami dan mengamalkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari.

 

"Program ini bukan semata-mata untuk memperkokoh pemahaman keislaman, tetapi juga menjadi bagian dari penguatan literasi keagamaan berbasis budaya lokal. Harapan kami, Al-Qur'an dapat lebih melekat, dipahami dan menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Makassar dengan lebih mendalam, terlebih lagi kini akan hadir dengan versi yang lebih sesuai dan dekat dengan masyarakat," ujar Sidik.

 

Al-Qur'an terjemah bahasa Makassar ini diterjemahkan oleh Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng, penerjemah yang menggunakan dialek Lakiung sebagai dialek standar dalam bahasa Makassar. Ia mengungkapkan bahwa penggarapan versi terjemahan ini sudah dilakukan dengan penuh ketelitian, memperhatikan struktur, dan makna asli dari teks Al-Qur'an.

 

"Saya menyadari bahwa terjemahan dalam bahasa Makassar sebelumnya sudah ada, namun masih diterjemahkan dengan dialek Turatea. Kali ini, saya menerjemahkannya ke dalam bahasa Makassar dengan dialek Lakiung dengan dasar dialek yang lebih mudah dipahami dan banyak digunakan di kalangan masyarakat Makassar. Tentunya saya memiliki harapan dengan dialek ini generasi muda bisa memahami Al-Qur'an dalam bahasa ibunya, dan semakin mencintai bahasa daerahnya," tutur Kembong.

 

Pada kesempatan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan Ali Yafid mengapresiasi sekaligus mendukung upaya ini sebagai langkah nyata untuk menjaga eksistensi bahasa lokal di tengah arus globalisasi. "Banyak generasi muda saat ini mulai meninggalkan bahasa daerah. Denga terjemahan Al-Qur'an ini dapat menjadi daya tarik tersendiri yang bisa menghidupkan kembali bahasa Makassar dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.

 

"Al-Qur'an terjemahan Bahasa Makassar ini dapat dibilang sebagai bukti bahwa bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi sehari hari tetapi juga mempunyai nilai spiritual sangat tinggi. Dan, betul apa yang dikatakan Pak Kapus Sidik sebelumnya, ini adalah langkah besar dalam memperkuat identitas keislaman dengan basis kearifan budaya lokal yaitu Al-Qur'an dalam terjemah bahasa Makassar. Ini langkah membangun keislaman kearifan lokal," ungkap Ali Yafid.

 

Terakhir, Sidik memastikan akan melakukan pengawalan agar Al-Qur'an Terjemah Bahasa Makassar ini dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat, di antaranya melalui digitalisasi Al-Qur'an. "Dari 30 koleksi terjemahan Al-Qur'an dalam berbagai bahasa daerah yang telah kami miliki, sepuluh di antaranya sudah kami digitalkan dan bisa diakses melalui aplikasi Qur'an Kemenag yang tersedia di Play Store dan App Store. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga kekayaan bahasa, tetapi juga memastikan bahwa generasi muda dan masyarakat dimanapun mereka berada tetap dapat terhubung dengan kitab suci mereka melalui teknologi,” ucapnya.

 

Serah terima naskah ini menandai kesiapan Al-Qur’an terjemahan bahasa Makassar versi terbarui yang lebih umum penggunaan bahasanya untuk diperkenalkan ke masyarakat luas. “Ini bukan hanya sebuah karya akademis, tetapi juga manifestasi dari kecintaan kita kepada Al-Qur'an, agar setiap ayat dapat semakin dekat dengan hati masyarakat lokal,” pungkasnya. (Rheka Humanis)

 

Penulis: Rheka Humanis
Sumber: PBAL2K
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI