ASN Kemenag Harus Berbicara Lewat Karya, Bukan Sekadar Kata

Jakarta (BMBPSDM)---Tunjukkan kinerja, tunjukkan inovasi. Apa yang ditunggu masyarakat dari ASN bukan sekadar kata, tapi karya. Mereka meletakkan harapan agar Kementerian Agama dapat menjaga moral bangsa.
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Prof. Zudan Arif Fakrulloh menegaskan hal tersebut di hadapan 48.676 peserta Pembukaan Latsar CPNS dan Orientasi PPPK Kementerian Agama. Menurutnya, dengan jumlah yang besar tersebut menjadi kekuatan dahsyat yang bisa memberikan warna bagus kepada masyarakat Indonesia.
”Masyarakat menunggu karya dan inovasi dari ASN Kementerian Agama. Ini menjadi momentum untuk menunjukkan budaya kerja yang berintegritas, akuntabel, serta berdampak langsung pada masyarakat,“ kata Kepala BKN Zudan di Jakarta, Senin (14/7/2025).
“Pelatihan ini bukan sekadar formalitas. Inilah saatnya kita, sebagai ASN, menyuarakan dedikasi kita --bukan lewat retorika, tapi lewat karya dan inovasi yang dirasakan langsung oleh umat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala BKN Zudan juga menekankan pentingnya semangat BerAKHLAK, khususnya nilai akuntabilitas, dalam setiap pekerjaan ASN. Ia mengingatkan bahwa media sosial dapat menjadi sahabat produktif untuk menyuarakan keberhasilan kerja dan memberikan harapan pada masyarakat.
“Pekerjaan Kemenag sangat besar. Jangan sampai pekerjaannya besar, tapi beritanya sedikit. Semua ASN perlu bersuara. Ceritakan capaian kita agar masyarakat optimis bahwa bangsa ini terus maju,” pesannya.
Ia menutup sambutan dengan ajakan sederhana namun mendalam untuk mencintai ASN, memudahkan karier mereka, memberi insentif, dan membangun ekosistem kerja yang mendukung pertumbuhan profesional.
“Ubah hal-hal kecil. Cintai ASN-mu, sayangi, beri insentif, mudahkan kariernya. Karena merekalah wajah negara yang hadir pertama di tengah masyarakat,” katanya menutup sambutan.
Kegiatan Latsar dan Orientasi ASN ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Agama untuk menyiapkan aparatur yang profesional, berdampak, dan siap menjadi motor penggerak pelayanan publik keagamaan yang inklusif dan transformatif.
(Dewi Indah Ayu D.)