ASN Kemenag Wajib Berkontribusi Bangun Empat Aspek Masyarakat Indonesia
Bandar Lampung (Balitbang Diklat)---ASN Kemenag harus mendukung visi misi menjadikan Kementerian Agama yang profesional dan andal. SDM yang profesional dan andal diperlukan untuk membangun masyarakat Indonesia.
Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Prof. Arskal menyampaikan hal tersebut saat memberikan materi Orientasi PPPK yang diselenggarakan Loka Diklat Keagamaan Bandar Lampung. Materi dengan tema ‘Pembangunan Bidang Agama’ disampaikan di hadapan 145 peserta.
“ASN Kemenag yang profesional dan andal dibutuhkan sebagai bahan bakar untuk membangun masyarakat Indonesia dalam empat aspek sesuai visi dan misi Kementerian Agama,” ujar Sesban Arskal Salim GP di Bandar Lampung, Selasa (10/10/2023).
Aspek pertama, membangun masyarakat yang salih yaitu memahami hubungan dirinya dengan Tuhan dengan menaati ajaran agamanya. Kesalihan adalah hubungan vertikal antara manusia dengan Sang Pencipta.
Kedua, membangun masyarakat yang moderat. “Pada aspek ini, hubungan antara sesama umat beragama hendaknya bersifat moderat dan toleran. Ini adalah hubungan horizontal,” katanya.
Ketiga, lanjut Sesban, membangun masyarakat yang cerdas. Maka sudah menjadi tugas guru, dosen, dan penyuluh untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat. “Hal ini menjadi amanat dari konstitusi, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap pria kelahiran Makassar ini.
“Terakhir, menjadikan masyarakat Indonesia yang unggul,” imbuhnya.
Menyambut Indonesia Emas 2045
Pada kesempatan itu, Sesban Arskal memaparkan bahwa dominasi populasi Indonesia saat ini adalah generasi muda (milenial dan Z). Generasi inilah yang akan menentukan masa depan Indonesia Emas 2045, maka persiapannya harus dimulai sejak sekarang.
“Setiap generasi memiliki nilai berbeda yang dianut. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut,” katanya.
Menurut Sesban, ASN yang bertugas sebagai pendidik perlu menyesuaikan media komunikasi dengan target khalayak yang dituju. Jika menyasar generasi milenial dan generasi Z, maka harus menggunakan media komunikasi digital yang sesuai dengan karakternya.
“Ketika kita melakukan pendekatan sesuai dengan karakter generasinya, maka mereka dengan mudah menerima yang kita sampaikan. Keterbukaan informasi digital pun membuat generasi ini peduli dengan kondisi sosial dunia,” tuturnya.
Sesban Arskal juga mengatakan bahwa komunikasi generasi Z pun lebih efektif secara visual, dibanding naratif. Seperti istilah ‘picture tells more than words’, maka dalam dunia pengajaran perlu menampilkan banyak gambar dibandingkan paparan materi.
Lebih lanjut, Sesban mengimbau agar guru harus menjadi idola bagi peserta didiknya. Ia harus pandai memberikan pengaruh positif bagi muridnya sehingga murid menjadikan guru sebagai teladan dan idola.
Terakhir, Sesban juga mengingatkan bahwa dalam memposisikan diri sebagai ASN Kemenag, masing-masing memiliki tugas dan fungsi dalam jabatannya untuk membangun bidang agama di masyarakat.
Diad/Sr