Bermodalkan Intelektual, Balitbang Diklat Selenggarakan Perhelatan Akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika

17 Apr 2023
Bermodalkan Intelektual, Balitbang Diklat Selenggarakan Perhelatan Akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika
Kaban Suyitno (kiri) didampingi Plt. Sesban Arskal Salim (kanan) pada kegiatan Rapat Koordinasi Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Badan Litbang dan Diklat (Balitbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) berencana melaksanakan perhelatan akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika. Kegiatan yang digagas Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Prof. Suyitno, ini mendapatkan sambutan positif dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

“Kita tadinya hanya menginisiasi simposium Moderasi Beragama lintas negara, karena kita banyak memiliki riset-riset, mengoleksi jurnal-jurnal yang berkaitan dengan kelitbangan. Problemnya, kita kurang speak out, kurang mengekspor yang kita miliki, cenderung pengimpor ide dan gagasan,” ucap Kaban pada Rapat Koordinasi Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika di Jakarta, Senin (17/4/2023)

Inilah, kata Kaban, urgensinya mengapa kita melakukan kegiatan besar ini, secara modal intelektual Balitbang Diklat yang sering disebut sebagai lumbungnya di bidang kajian strategisnya Kemenag. Maka  sayang sekali kalau ini dibiarkan begitu saja, tidak memiliki event untuk mendiseminasikannya pada masyarakat luas.

“Yang kedua, alasannya ialah sejalan dengan lahirnya Perpres Nomor 12 Tahun 2023 tentang Kementerian Agama, Balitbang Diklat bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, butuh legitimasi sebagai sebuah Badan yang cara eksplisit memberikan kontribusi kepada publik,” tutur Kaban.

Yang ketiga, lanjut Kaban, adalah cara teknis dan strategis, dengan menentukan tema yang pas, Konferensi Moderasi Beragama itu bukan tema hanyalah judul. Kita bisa mencari ide atau gagasan kira-kira yang lebih pas pada konteks Kementerian Agama.

Berbicara subtema sebagai sebuah konferensi, pasti nanti akan ada keynote speaker, binary meeting, dan paralel meeting. “Yang paralel ini, nanti kita akan minta undang priority-nya para widyaiswara,” tutur Kaban.

Widyaiswara yang kita dorong, kata Kaban, bisa masuk di hasil-hasil riset yang pernah dilakukan terkait dengan moderasi beragama itu. Kemudian kita umumkan untuk call paper.

Ditekankan Kaban, kegiatan ini Ini tidak Islamic approach, tetapi plural approach, berbagai agama. Kita tidak sedang berbicara tentang Islam wasathiyah saja, kita berbicara tentang konsep moderasi beragama dari berbagai sudut pandang agama.

“Konferensi ini konseptualnya berbasis riset, dan berbasis best practice atau pengalaman-pengalaman negara tertentu yang mengalami konflik agama. Lalu bagaimana mengemas moderasi beragama di negara itu terutama negara kawasan Asia-Afrika,” tandasnya.

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Badan (Sesban), Prof. Arskal Salim, melaporkan bahwa naskah ataupun TOR kegiatan ini sudah disiapkan untuk nanti dibahas bersama dengan beberapa stak khusus menteri.

“Kegiatan rencananya akan dilaksanakan sekitar bulan September di Bandung, makanya kita melibatkan tim UIN Bandung,” ungkap Arskal.

Rapat koordinasi ini diikuti para Kapuslitbang, Kepala Balai Litbang Agama, UIN Bandung, UIN Jakarta dan UIN Banten, perwakilan UNUSIA, Ketua Tim, serta Kepala Bagian Umum dan Perpustakaan. (Barjah/sri/bas)

 

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI