Dari Zakat hingga Khutbah, Masjid Harus Jadi Pusat Pemberdayaan Umat

19 Des 2024
Dari Zakat hingga Khutbah, Masjid Harus Jadi Pusat Pemberdayaan Umat
Kaban Suyitno saat memberikan materi pada Pelatihan di Wilayah Kerja Manajemen Kemasjidan Angkatan III di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi, Rabu (18/12/2024).

Bekasi (BMBPSDM)---Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama Suyitno menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas manajemen masjid agar lebih relevan dengan kebutuhan umat. Berbagai tantangan kerap dihadapi pengurus masjid, mulai dari keterbatasan dana hingga kurangnya sistem pengelolaan.

 

“Masalah utama bukan lagi soal infrastruktur. Tantangan kita adalah bagaimana mengelola masjid dengan cara yang modern dan produktif,” ujar Suyitno saat memberikan materi pada Pelatihan di Wilayah Kerja Manajemen Kemasjidan Angkatan III di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi, Rabu (18/12/2024).

 

Masjid, lanjut Suyitno, tidak boleh hanya menjadi tempat untuk menjalankan ibadah mahdhah seperti salat berjamaah. Ia mengajak pengurus masjid untuk menciptakan program-program yang memberdayakan jemaah. 

 

Pertama, upaya yang direkomendasikan adalah pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di bawah Baznas. “Potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp327 triliun per tahun, tetapi pengelolaannya belum optimal. Ini bisa menjadi sumber pendanaan yang berkelanjutan,” jelasnya.

 

Kedua, Suyitno menyoroti pentingnya adaptasi terhadap teknologi digital dalam pengelolaan masjid. Menurutnya, penggunaan aplikasi tidak hanya mempermudah donasi, tetapi juga meningkatkan transparansi. “Masjid harus masuk ke era digital. Dengan era teknologi, kita bisa memperluas jaringan jemaah hingga keluar daerah,” tambahnya.

 

Ketiga, perlunya mindset di kalangan jemaah. Suyitno menilai, banyak jemaah yang masih nyaman menjadi penerima zakat (mustahik) daripada pemberi zakat (muzaki). “Kita perlu mendidik jemaah untuk memiliki mental memberi. Jangan hanya berpikir soal menerimanya, tetapi juga bagaimana bisa berkontribusi untuk sesama,” tegasnya.

 

Terakhir, Kaban Suyitno menekankan pentingnya meningkatkan kualitas khutbah Jumat, mulai dari tema yang relevan hingga durasi yang telat. Menurutnya, banyak jemaah bosan karena khutbah terlalu panjang atau temanya tidak menarik. Kita juga harus memperhatikan kualitas sound system agar khutbah lebih nyaman di dengar.

 

“Masjid harus menjadi pusat komunitas, bukan hanya tempat ibadah. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.

   

 

Penulis: Natasya Lawrencia
Sumber: BDK Bandung
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI