Direktur PAI Desak Segera Lakukan Perbaikan Buku PAI Secara Optimal
Bogor (Balitbang Diklat)--- Pada hari terakhir acara Sidang Koordinasi dan Sinkronisasi Penilaian Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) di Bogor pada hari Rabu, 23 Oktober 2024, Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) M. Munir menyampaikan sejumlah arahan penting terkait kelanjutan hasil sidang penilaian 39 buku teks utama serta 1 buku PAI untuk Perguruan Tinggi.
Munir menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas kerja keras seluruh tim, terutama para supervisor, penilai, dan penyusun yang telah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir. "Saya sangat menghargai perjuangan Bapak-Ibu sekalian, walaupun saya tahu ini sudah berdarah-darah," ujarnya.
Munir juga mengingatkan tim bahwa terdapat beberapa kesalahan mendasar yang ditemukan dalam buku-buku tersebut. “Saya mendapat laporan dari tim PBPA bahwa masih terdapat kesalahan yang cukup fatal jika tidak segera diperbaiki,” ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Munir meminta agar setiap kesalahan diperbaiki secara menyeluruh melalui pendekatan “case-by-case.” Ia juga menekankan bahwa tim editor yang terdiri dari tujuh orang harus bekerja lebih intensif dengan didampingi supervisor. "Tolong case by case. Kesalahan harus diperbaiki. Saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Arskal dan saya setuju dengan urgensi dihadirkannya pendampingan khusus oleh supervisor dalam proses perbaikan,” ucapnya. Menurutnya, proses ini harus dilakukan dengan serius agar buku yang dihasilkan benar-benar layak untuk digunakan di sekolah.
Tantangan lain yang disampaikan Munir adalah terkait perbaikan buku Pendidikan Khusus (Diksus), yang menurutnya memerlukan perlakuan dan standar khusus. "Jangan sampai kita tinggalkan karena ini buku Diksus yang memang jauh berbeda dengan buku-buku lainnya, baik buku siswa maupun buku guru," ujarnya. Ia menegaskan pentingnya memperlakukan buku ini secara khusus, agar kesalahan yang terjadi bisa diminimalkan.
Menjelang akhir acara, Munir mengapresiasi semua yang telah dicapai, tetapi ia juga mengingatkan agar tim tetap fokus dan memastikan bahwa revisi yang dilakukan benar-benar akurat dan sesuai standar. "Pastikan file yang digunakan adalah yang sudah final, jangan sampai ada file yang belum diperiksa atau belum sempurna," tegasnya.
Terakhir, Munir berharap bahwa kerja keras dan dedikasi mereka dapat menjadi cerminan wajah positif Kementerian Agama. "Ini adalah wajah Kementerian Agama, dan banyak karya kita yang menjadi terobosan baru," pungkasnya. (Rheka Humanis)