Diseminasi Moderasi Beragama Harus Merepresentasikan Berbagai Perspektif

25 Mei 2023
Diseminasi Moderasi Beragama Harus Merepresentasikan Berbagai Perspektif
Kepala Balitbang Diklat Prof. Suyitno berpose bersama peserta Review Penyusunan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Diseminasi Moderasi Beragama dilakukan untuk mendapatkan insight dari dua perspektif, yaitu perspektif penulis dan perspektif ‘mereka’. ‘Mereka’ yang dimaksud adalah Generasi Z yang berasal dari latar belakang yang berbeda di mana masing-masing dari ‘mereka’ merepresentasikan keberagaman kampus, agama, dan suku.

Keberagaman latar belakang dipilih sebagai upaya uji publik terbatas. Nantinya, saat buku saku launching, setidaknya sudah dilakukan uji publik terbatas. Walaupun terbatas, sudah cukup representatif karena ada keterwakilan dari berbagai macam kampus, agama, dan suku yang berbeda.

“Anggap saja ini upaya kita sebagai uji publik terbatas. Nanti saat launching, ini akan menjadi sasaran konsumsi mereka. Setidaknya pada uji publik terbatas nanti ada representasi dari perwakilan berbagai macam kampus, agama, dan suku yang berbeda,” jelas Kaban Suyitno, Kamis (25/5/2023).

Pada kegiatan Review Penyusunan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi Z ini Kaban Suyitno mengingatkan untuk tidak membuat buku saku yang bersifat konvensional, melainkan buku digital. Hal ini dilakukan untuk memudahkan sosialisasi Moderasi Beragama ke Generasi Z yang lebih aktif menggunakan media sosial.

”Maksudnya, buku saku dalam artian buku digital yang bisa diinsersi ke semua layanan media sosial. Tujuannya agar lebih mudah diterima dan disosialisasikan kepada Generasi Z, sebab media sosial menjadi konsumsi harian mereka,” ucap Guru Besar UIN Raden Fatah ini.

Menurut Kaban, Generasi Z lebih suka mendapatkan informasi melalui digital daripada membaca buku. Hasil riset menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia dan mayoritas penggunanya adalah Generasi Z.

”Ini menunjukkan bahwa akan sulit menyentuh Generasi Z jika menggunakan produk yang bersifat konvensional, maka harus diinsersi ke media sosial,” tandasnya.

Kegiatan dihadiri Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Prof. Arskal Salim GP, narasumber Tenaga Ahli Menteri Agama RI Hasanuddin Ali, Tim Pokja Moderasi Beragama Kemenag RI Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, tim Akademika Semesta Nusantara (AKSEN), mahasiswa serta dosen dari UIN, UNJ, dan UI.

Bunga Monika/diad

 

 

 

Penulis: Bunga Monika
Editor: Dewi Indah Ayu/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI