EKOLOGI DAN LINGKUNGAN DI KAWAH PUTIH BANDUNG

22 Nov 2011
EKOLOGI DAN LINGKUNGAN DI KAWAH PUTIH BANDUNG

Oleh : Dra. Dermawati, M.Si

AbstractionDermawati, Ecology and Environment in Bandung White crater. This study aims to calculate the humidity of air in Bandung White crater, measure wind speed in Bandung White crater and measuring the pH of the soil in the crater White Bandung. The study was conducted in Bandung White crater environment and tools and materials used are Higrometer Slink-Mason, Ahyltmeter Digital Thermometer and Soil Tester soil and water. The procedure is the way the use of the tools used. The findings resulting from this research include moisture at a location close to the crater and open (location 1 and 2) seem to have a higher humidity than elsewhere. Whos in a wooded location has a lower humidity. Wind speed at the edge of the crater is larger than under the tree. The pH measurements ranged 4.5-7. S nutrient availability in soil relatively well. Based on the data and discussion we can conclude that the farther away from water sources and the afternoon where the sun more and more about the site then also the lower the air humidity, wind speed is determined by the location of observation sites and the presence or absence of sunlight and soil pH further away from mouth of the smaller craters acid levels because the levels are influenced by soil pH and water content of mineral salts in it. Recommendations include air humidity is maintained for the planting and protection of existing plant location needs to be improved, so that the mineral content is maintained didanau the naturalness of the crater should be maintained and keeping the environment clean so that the crater craters of rubbish a wonderful stay and become a quality tourist attraction . Key words: Ecology and Environment, Bandung White Crater .A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey (wordpress.com, 2008).

Lingkungan adalah suatu sistem yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Artinya, tanpa adanya lingkungan, suatu organisme tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam hal ini, faktor lingkungan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup organisme.

Secara garis besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain.

Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Sebagai contohnya adalah air yang merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu, cahaya, udara, kelembaban, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Makhluk hidup dapat melangsungkan hidupnya jika makhluk hidup tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan dapat berupa suhu, cahaya, temperatur dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini juga merupakan komponen abiotik dalam ekosistem (Kimball, 1983).

Faktor lingkungan abiotik secara garis besar dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas, dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah salinitas, pH, kadar organik tanah, dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat (Suin, 1997).

Suatu kondisi diberi takrif sebagai suatu faktor lingkungan abiotik yang berbeda dalam ruang dan waktu, dan terhadap kondisi ini makhluk memberi tanggapan secara berbeda-beda. Contohnya meliputi suhu, lengas nisbi, pH, salinitas, kecepatan arus air sungai, dan kadar pencemar. Suatu kondisi dapat dimodifikasi oleh hadirnya makhluk lain, misalnya pH tanah dapat berubah oleh hadirnya tumbuhan, suhu dan lengas udara mungkin berubah di bawah tajuk pohon di hutan (Soetjipta, 1993).

Oleh karena itu, pengetahuan mengenai faktor lingkungan sangat diperlukan. Sehingga kita dapat mengetahui faktor-faktor lingkungan beserta peranannya bagi kehidupan.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Bagaimanakah kelembaban udara di Kawah Putih Bandung ?

2. Bagaimanakah kecepatan angin di Kawah Putih Bandung ?

3. Bagaimanakah pH tanah di Kawah Putih Bandung ?3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapakah kelembaban udara di Kawah Putih Bandung ?

2. Berapakah kecepatan angin di Kawah Putih Bandung ?

3. Berapakah pH tanah di Kawah Putih Bandung ?4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menghitung kelembaban udara di Kawah Putih Bandung

2. Untuk mengukur kecepatan angin di Kawah Putih Bandung

3. Untuk mengukur pH tanah di Kawah Putih Bandung.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat ilmiah, yaitu sebagai informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan penentuan kebijakan perlindungan alam.

2. Manfaat profesi, yaitu sebagai bentuk pengembangan profesi yang salah satu lingkup kerjanya adalah melakukan penelitian yang terkait dengan kediklatan dan spesialisasi serta pada saat yang sama mengingkatkan kompetensi menulis KTI.

3. Manfaat dokumentasi, yaitu sebagai rekaman keadaan yang terjadi pada saat penelitian yang dapat dijadikan dasar kajian di masa yang akan datang.B. PEMBAHASAN

1. Kelembaban udaraDalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar/persentase uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara (Teuku Malik, 2008).

Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara. Kelembaban udara penting untuk diketahui karena dengan mengetahui kelembaban udara dapat diketahui seberapa besar jumlah atau kandungan uap air yang ada. Cahaya sangat berperan sebagai penentu kelembaban dan temperatur udara, lengas dan suhu tanah. Semakin rendah intensitas cahaya kelembaban udara dan lengas tanah makin tinggi (Anonim, 2009).2. Kecepatan Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energy panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pa, daerah yang da suatu wilayah yang menerima energy panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energ panas lebih besar dengan daerh lain yang lebih sedikit menerima energy panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut, (Anonim, n.d).3. pH Tanah

Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untuk pertumbuhan tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan organisme hidup. Apabila pelapukan fisik batuan disebabkan oleh perubahan temperatur dan dekomposisi kimia hasilnya memberikan sumbangan yang cukup banyak dalam pembentukan tanah. Kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan metabolisme mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburan tanah (Subba, 1994).

Pada skala pH, mulai dari 0 hingga 14, digunakan untuk menunjukkan keasaman dan alkalinity. A pH of 7.0 is neutral, values below 7.0 are acidic, and those above are alkaline. J pH dari 7,0 adalah netral, nilai di bawah 7,0 adalah acidic, dan orang-orang di atas hanya bersifat alkali. The lower the pH, the more acidic is the soil. Semakin rendah pH, semakin acidic adalah tanah. The higher the pH, the more alkaline. Semakin tinggi pH, semakin alkaline. The pH values of some common items are: pure water, 7.0; lemon juice, 2.2 to 2.4; orange juice, 3.4 to 4.0; fresh milk, 6.3 to 6.6; mild soap solution, 8.5 to 10.0; most Ontario soils, 4.5 to 8.0. Dengan nilai pH dari beberapa item yang umum adalah: air murni, 7.0; air jeruk, 2,2-2,4; air jeruk, 3,4-4,0; susu segar, 6,3 ke 6,6; ringan sabun solusi, 8,5-10,0; paling Ontario tanah, 4,5-8,0 .

Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan. Interaksi antara temperatur dan kelembaban, seperti pada khususnya interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Temperatur memberikan efek membatasi yang lebih hebat lagi terhadap organisme apabila keadaan kelembaban adalah ekstrim, yakni apabila keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah daripada apabila keadaan demikian itu adalah sedang-sedang saja (Odum, 1996).

Soil pH is important chiefly because of the many effects it has on the biological and chemical activity of the soil, which affects the metabolism of your plants. PH tanah sangat penting terutama karena banyak yang memiliki efek pada aktivitas kimia dan biologi tanah, yang akan mempengaruhi metabolisme tanaman Anda. 4. Kerangka Berfikir

Faktor abiotik berupa kelembaban udara, kecepatan angin dan pH tanah pada lingkungan Kawah Putih Bandung saling mempengaruhi satu sama lain. Apabila salah satu faktor berubah maka akan mempengaruhi faktor yang lainnya. Untuk menjaga kestabilan lingkungan kawah Putih maka kestabilan sesame faktor abiotik dan antara faktor biotik dengan biotik harus tetap alami sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi lingkungan.5. Metode Penelitian

a. Waktu dan TempatPenelitian ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Juni 2010 pukul 08.00 – 10.00 WIB dan bertempat di Kawah Putih Bandung.

b. Alat dan Bahan

· Higrometer Slink-Mason

· Ahyltmeter digital

· Thermometer tanah dan Soil Tester

· Air

c. Prosedur Kerja

1) Untuk menghitung kelembaban udara, cara kerjanya sebagai berikut:

§ Siapkan Higrometer Slink-Mason dengan kelengkapan-nya.

§ Teteskan air pada salah satu thermometer sampai seluruh selubungnya basah.

§ Putarlah hygrometer di tempat yang telah ditentukan selama 5 menit.

§ Amati penunjukkan thermo-meter kering dan thermo-meter yang dibasahi air; masukkan datanya ke dalam table pengamatan.

§ Tentukan tingkat kelem-baban tempat tersebut dengan menggunakan table kelembaban.

§ Lakukan hal yang sama untuk beberapa tempat yang berbeda.

2) Untuk mengukur kecepatan angin, cara kerjanya adalah:

§ Tekan tombol power untuk menyalakan alat Ahyltmeter digital.

§ Tekan tombol function dari alat Ahyltmeter digital sampai terlihat tanda ,mph; berarti alat telah berfungsi sebagai alat ukur kecepatan angin.

§ Hadapkan sensor berupa kipas kearah angin.

§ Catat penunjukkan skala digital saat angka menunjuk-kan nilai tertinggi.

§ Ubah arah sensor berupa kipas untuk beberapa arah yang lain.

§ Catat kembali penunjukkan dari alat Ahyltmeter digital.

§ Masukkan hasilnya ke dalam table pengamatan.

3) Untuk mengukur pH tanah:

§ Tancapkan thermometer tanah dan Soil Tester ke dalam tanah.

§ Ambillah 5 titik lokasi yang berbeda .

§ Amati selama 5 menit.

§ Catat kembali dari alat thermometer dan soil tester.

§ Masukkan hasilnya ke dalam tabel pengamatan.

6. Temuan dan Pembahasan

a. Temuan

1) Penghitungan kelembaban udara

?

2) Penghitungan kelembaban udara

 

 

 

3) Penghitungan kelembaban udara

Keterangan Denah

b. Pembahasan

1) Kelembaban udara

Pengukuran kelembaban udara di Kawah Putih dapat diperhatikan pada table pengamatan di atas. Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa udara di berbagai lokassi tersebut memiliki kadar uap air yang berbeda-beda, yang artinya kelem-babannya berbeda-beda. Kelem-baban di lokasi yang dekat dengan kawah dan terbuka (lokasi 1 dan 2) terlihat memiliki kelembaban yang lebih tinggi daripada di tempat lain. Sedang di lokasi yang berpohon memiliki kelembaban udara yang lebih rendah. Hal ini dimungkinkan lokasi yang dekat dengan bibir pantai berdekatan langsung dengan sumber air, sehingga kadar uap air di lokasi bibir pantai juga tinggi, sedang pada lokasi yang makin menjauh dari bibir pantai memiliki kelembaban yang lebih rendah dikarenakan lokassi tersebut makin menjauh dari sumber air.

Selain itu, kelembaban juga sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang sampai ke lokasi tersebut, hal itu dapat kita amati pada lokasi 1 dan lokasi 5 dimana lokasi 1 memiliki kelembaban udara sebesar 89% sedangkan lokasi 5 memiliki kelembaban udara sebesar 80%. Perbedaan tersebut dimungkinkan karena makin bertambah siang waktu pengambilan datanya, maka makin banyak pula cahaya matahari yang sampai ke lokasi tersebut. Dimana makin tinggi temperatur (makin banyak cahaya matahari), kapasitas udara makin besar, maka kelembaban relatif berkurang.

2) Kecepatan angin

Pengukuran kecepatan angin pada dua lokasi pengamatan yang berbeda menunjukkan bahwa di kedua lokasi tersebut memiliki kecepatan angin yang berbeda. Kecepatan angin di tepi kawah rata-rata lebih besar daripada pengukuran di bawah pohon. Hal ini dimungkinkan karena di tepi kawah, angin dapat bergerak leluasa tanpa adanya penghalang, sedangkan di bawah pohon lebih rendah karena angin tidak dapat bergerak leluasa karena banyaknya pohon.

Selain itu kecepatan angin yang berkisar 1 – 3 termasuk kategori angin lemah, dimana angin terasa di wajah, daun-daun berdesir, dan pada permukaan air akan menyebabkan adanya riak kecil yang tidak pecah serta permukaan air seperti kaca.

3) pH Tanah

pH meter soil tester merupakan alat pengujian yang paling murah, dan paling banyak digunakan. Bentuk alat ini seperti kerucut dimana bagian bawahnya semakin runcing untuk ditancapkan pada tanah. Pada bagian atasnya terdapat skala ukuran menunjukkan nilai pH dan kelembaban. Meskipun tidak seakurat dan selengkap hasil test laboratorium, namun alat ini mudah digunakan oleh siapa saja, dimana kita tinggal menancapkan alat tersebut pada tanah untuk kemudian dilihat pada skala pHnya yang terletak pada bagian atasnya. Nilai pH yang tercantum pada skala menunjukkan kondisi nyata dari lahan kita. Alangkah baiknya bila kita melakukan pengujian di beberapa tempat sehingga hasil pengujian tersebut lebih mewakili.

Nilai pH suatu tanah berada pada kisaran 1 sampai 14. Semakin kecil nilainya maka tanah tersebut semakin asam, sedangkan sebaliknya bila nilai tersebut makin besar, maka tanah tersebut semakin bersifat basa. Sebagai ilustrasi pada nilai pH = 1 berarti tanah bersifat sangat asam. Sebaliknya pH bernilai 14 menunjukkan bahwa tanah bersifat sangat basa. Nilai pH=7 menunjukkan bahwa tanah bersifat netral ( tidak bersifat asam maupun basa). Perbedaan nilai pH antara 6 dengan 7 sepertinya sedikit, namun karena skala pH didasarkan pada nilai logaritma, maka nilai pH 6 berarti menunjukkan bahwa tanah tersebut 10 kali lebih asam dibandingkan pH 7.

Walapun demikian ketersediaan hara S di dalam tanah relatif cukup baik terutama pada tanah-tanah di Jawa yang banyak memiliki gunung berapi. Sumber S dalam tanah adalah berasal dari batuan. Didaerah gunung berapi dan didaerah endapan marin suplai S berasal dari aliran air irigasi dan suplei air yang berasal dari pelapukan batuan marin. Dilapangan, meskipun pada daerah tertentu dilakukan pemupukan N dengan menggunakan urea, namun jarang dijumpai tebu yang mengalami kekurangan S, yang gejala defisiensinya mirip dengan gejala kekurangan N yaitu terjadi klorosis pada jaringan daun tua ke muda karena peristiwa mobilisasi S dari jaringan tua ke jaringan muda.

C. KESIMPULAN & REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Kelembaban udara di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh letak lokasi dan waktu pengambilan data. Makin jauh dari sumber air dan makin siang dimana cahaya matahari makin banyak mengenai lokasi tersebut maka kelembaban udara juga makin rendah.

b. Kecepatan angin sangat ditentukan oleh letak lokasi pengamatan dan ada tidaknya sinar matahari.

c. pH tanah semakin menjauh dari mulut kawah kadar keasamannya semakin kecil karena kadar pH tanah dipengaruhi oleh kandungan air dan garam-garam mineral di dalamnya. Tumbuhan disekitar mulut kawah juga sedikit karena kadar keasaman semakin tinggi.

2. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan peneli-tian ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah rendahnya kompetensi profesionalisme dalam bidang pengembangan profesi yaitu kepada:

a. Supaya kelembaban udara tetap terjaga maka penanaman dan perlindungan tanaman yang ada dilokasi perlu ditingkatan.

b. Agar kandungan mineral yang ada didanau tetap terjaga maka kealamian kawah hendaknya tetap dijaga.

c. Menjaga kebersihan lingkungan kawah dari sampah supaya kawah tetap indah dan menjadi objek wisata yang berkualitas.DAFTAR PUSTAKA

Anonym,[n.d], Jenis-jenis Angin,

Anoninim, [2009], Kelembaban Udara, abuhaniyya.files. wordpress. Com /2009/02/kelembaban-udara1.ppt, diakses 30 Juni 2009

Ewusie, J. Y., 1990, Ekologi Tropika, ITB Bandung, Bandung.

 

Kimball, J. W., 1983, Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Odum, E. P., 1996, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM Press, Yogyakarta.

Soetjipta, 1993, Dasar-dasar Ekologi Hewan, Depdikbud Dirjen Dikti, Yogyakarta.

Subba, N. S., 1994, Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Universitas Indonesia, Jakarta.

Suin, N. M., 1997, Ekologi Hewan Tanah, Bumi Aksara, Jakarta.

Teuku Malik, [2008] Kelembaban Udara dan Pengaruhnya terhadap Polusi udara,http://one.indoskripsi.com/node/7140, diakses 1 Jjuli 2009

 

 

http://www.e-dukasi.net/ pengpop/pp_full. php? ppid =276&fname=semua.html, diakses 1 Juli 2009http://ariesaksono.wordpress.com/2008/03/10/kawah-putih-ciwidey-bandung-selatan/

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI