Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Siap Menjadi Solusi Revolusioner Percetakan Kitab di Dunia
Bogor (BMBPSDM)---Dengan selesainya pelaksanaan pembangunan Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) tahun 2024, Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) akan menyelenggarakan kegiatan Peresmian Operasional Gedung Pusat Pelayanan Literasi Keagamaan Islam oleh Menteri Agama Republik Indonesia.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa bangganya menjadi warga negara Indonesia karena mampu mencetak Al-Qur'an hingga sekitar 1,72 juta eksemplar per tahun. Menurutnya, hal ini menunjukkan komitmen negara dalam menjaga dan menghormati kitab suci umat Islam.
Menag menceritakan bahwa inisiatif pembangunan percetakan Al-Qur'an oleh Kementerian Agama dimulai ketika ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Sebelumnya, percetakan hanya mampu menghasilkan 200 eksemplar per tahun.
Menag menjelaskan alasannya waktu itu membuat keputusan untuk membangun percetakan khusus Al-Qur'an. Hal ini karena keprihatinan terhadap perlakuan tidak pantas terhadap kitab suci di beberapa percetakan swasta.
"Saat saya mengunjungi percetakan swasta, saya melihat Al-Qur'an diperlakukan secara sembarangan, dilempar, bahkan dibanting. Ini sangat miris, mengingat Al-Qur'an adalah kitab suci yang harus dihormati," ungkapnya di Ciawi, Rabu (4/12/2024).
Oleh karena itu, Menag berharap percetakan Al-Qur'an dilakukan oleh orang-orang yang memahami dan menghormati tata cara perlakuan terhadap kitab suci.
Menag menegaskan agar penghormatan serupa diberikan kepada semua kitab suci dari berbagai agama di Indonesia. Ia berharap percetakan semua kitab suci, termasuk Al-Qur'an bisa dilakukan dengan etika yang tinggi, baik dalam produksi maupun distribusinya.
"Kita harus memastikan semua kitab suci dari seluruh agama di Indonesia dapat diperlakukan secara hormat. Bahkan, saya berharap Gedung Percetakan Al-Qur'an ini dapat digunakan untuk mencetak kitab suci agama lain, sebagai wujud toleransi dan persatuan bangsa," ujarnya.
Menag menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah keragaman agama di Indonesia. “Dengan adanya perbedaan agama, bukan berarti kita harus terpecah. Justru, perbedaan ini harus menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa kita," kata Menag.
Menag berharap dengan beroperasinya Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) dapat berkontribusi dalam mencetak serta memelihara Al-Qur’an dan kitab-kitab lain di mata Internasional. Ia juga mengimbau masyarakat untuk membeli kitab suci dari penerbit yang memperlakukan kitab-kitab dengan baik dan menghormati nilai yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
Hadir dalam acara peresmian tersebut DPR RI Komisi VIII, Bappenas, Bupati/Walikota Bogor, Tokoh Agama, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama RI termasuk Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Suyitno. (Fernanda Ariestiara)