Gen-Z Kini Bisa Akses Manuskrip Keagamaan Nusantara Lewat SI-JAWARBA
Makassar (Balitbang Diklat)---Dalam upaya menjaga dan melestarikan kekayaan manuskrip agama dan keagamaan Nusantara, Kementerian Agama melalui Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) menggelar Sosialisasi Sistem Integrasi Digitalisasi Manuskrip Agama dan Keagamaan Nusantara (SI-JAWARBA) di Makassar. Inisiatif ini merupakan gagasan dari Kapuslitbang LKKMO Moh Isom yang bertujuan untuk mendigitalisasi manuskrip agar dapat diakses oleh lebih banyak orang serta menjaga warisan budaya yang tak ternilai tersebut.
Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Suyitno dalam sambutannya menekankan pentingnya digitalisasi sebagai bagian dari inovasi dan respons terhadap perkembangan teknologi modern. Menurutnya, upaya ini bukan hanya untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga untuk memastikan agar manuskrip tersebut bisa diakses oleh generasi muda, terutama kalangan Gen Z yang tumbuh di era digital. Dengan adanya digitalisasi, manuskrip yang sebelumnya hanya bisa diakses di tempat-tempat tertentu kini dapat dijangkau oleh masyarakat luas melalui teknologi digital.
“Digitalisasi manuskrip budaya ini sangat penting dalam menjaga dan merawat warisan bangsa. Melalui metode ini, kita bisa melestarikan kekayaan budaya dengan cara yang lebih mudah, praktis, aman, dan efisien. Tidak perlu lagi repot dengan perawatan fisik yang kompleks, karena semua dokumen akan disimpan dalam bentuk digital,” ungkap Suyitno di Makassar, Kamis, (19/9/2024).
Selain memudahkan akses bagi generasi muda, sistem ini juga dirancang untuk memastikan bahwa manuskrip-manuskrip keagamaan tidak hilang atau rusak seiring waktu. “Dengan digitalisasi, kita tidak hanya menjaga fisik manuskrip, tetapi juga memastikan bahwa pengetahuan dan sejarah yang terkandung di dalamnya tetap hidup dan bisa dipelajari oleh siapa saja, kapan saja,” kata guru besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
Dalam kesempatan tersebut, Kaban Suyitno juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam mewujudkan SI-JAWARBA, khususnya tim dari Puslitbang LKKMO. Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk partisipasi aktif dari peserta sosialisasi. Oleh karena itu, Kaban mengundang seluruh peserta untuk memberikan masukan, kritik, maupun saran terkait pengembangan sistem SI-JAWARBA ke depannya.
"Kami sangat terbuka dengan segala masukan dari para peserta. Kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu dalam menyempurnakan sistem ini, sehingga ke depannya SI-JAWARBA dapat menjadi platform yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat," tambahnya.
Kaban berharap kehadiran SI-JAWARBA tidak hanya menjadi proyek digitalisasi biasa, tetapi juga menjadi langkah signifikan dalam menjaga dan melestarikan warisan intelektual bangsa.
Tak hanya itu, Suyitno pria kelahiran Tulungagung ini, juga berharap agar SI-JAWARBA dapat diperkenalkan secara lebih luas, baik di kalangan akademisi, peneliti, maupun masyarakat umum yang memiliki minat terhadap manuskrip agama dan keagamaan Nusantara. Menurutnya, semakin banyak yang terlibat dalam proses digitalisasi dan penggunaan sistem ini, semakin kuat pula upaya melestarikan warisan budaya bangsa.
Acara ini juga dihadiri Kepala BLA Makassar Saprillah dan Peneliti dari BRIN Idham Khalid, serta peserta dari BLA Makassar, Perwakilan FIB Universitas Hasanuddin, Perwakilan UIN Alauddin, Perwakilan Universitas Negeri Makassar, dan Dinas Perpustakaan Sulawesi Selatan. (Natasya Lawrencia)