Hindari Kontradiksi Hasil, Uji Coba Instrumen Perlu Berulang Kali
Jakarta (Balitbang Diklat)---Instrumen evaluasi menjadi alat output yang sangat penting dalam proses evaluasi. Oleh karena itu, perlu adanya uji coba instrumen yang dilakukan berulang kali untuk memastikan keakuratannya
"Uji coba instrumen perlu dilakukan berulang kali untuk memastikan keakuratannya. Responden bisa saja merasa yakin dengan jawabannya, tetapi saat diuji bisa terjadi kontradiksi,” ujar Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. Suyitno saat menyampaikan arahan pada Seminar Literasi Numerasi PISA (Programme for International Student Assesment) Siswa Madrasah 2023 di Jakarta, Senin (10/10/2023).
Kaban juga menyoroti pentingnya penggunaan kuesioner sebagai bagian dari instrumen evaluasi. Ia menjelaskan bahwa kuesioner dapat membantu dalam menggambarkan literasi seorang siswa dalam berbagai aspek.
“Hasil tes dan kuesioner harus dibandingkan dengan cermat dengan mengacu pada prinsip komparasi dan triamulasi. Ini untuk memastikan instrumen yang digunakan benar-benar valid,” ungkapnya.
Menurut Kaban, kuesioner dapat membantu dalam menggambarkan literasi seorang siswa dalam berbagai aspek. “Kita perlu membandingkan hasil tes dan kuesioner dengan cermat yang mengacu pada prinsip komparasi dan triangulasi," tegas Kaban.
Lebih lanjut, Kaban juga menyebut pentingnya memahami perbedaan hasil PISA antara sekolah di kota dan desa. Menurutnya hal tersebut bisa lebih menarik dibandingkan perbedaan antara sekolah negeri dan swasta. Ia menekankan perlunya pengkajian lebih lanjut untuk memahami dinamika di tingkat kabupaten, kota, dan kecamatan.
"Sebagai contoh, kita bandingkan madrasah yang ada di Malang dan Sidoarjo. Keduanya merupakan sekolah negeri yang jaraknya cukup jauh,” tandasnya Kaban.
M. Rifqi/diad