Implementasikan Kurikulum Merdeka, Kemenag Tingkatkan Kompetensi Para Widyaiswara

30 Mar 2023
Implementasikan Kurikulum Merdeka, Kemenag Tingkatkan Kompetensi Para Widyaiswara
Kaban Suyitno (kanan), didampingi Kepala Pusdiklat Teknis Mastuki (kiri), dalam Sarasehan Refreshment Trainer Kurikulum Merdeka, di Ciputat, Selasa (28/3/2023).

Ciputat (Balitbang Diklat)---Kementerian Agama meningkatkan kompetensi para widyaiswara yang akan menjadi trainer pada implementasi kurikulum merdeka berbasis komunitas. Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Suyitno, mengatakan bahwa peningkatan kompetensi ini penting karena akan berdampak pada kualitas kediklatan.

"Acara ini harus sering dilakukan agar widyaiswara sebagai fasilitator di dalam kelas pelatihan kompetensinya terus meningkat. Karena jika widyaiswara kompetensinya baik, citra pelatihan, citra Pusdiklat sebagai lembaga pelatihan baik, dan hasil pelatihan juga akan baik," terangnya di Ciputat, Selasa (28/3/2023).

Suyitno mengingatkan, tuntutan masyarakat terhadap layanan pelatihan dari waktu ke waktu terus berkembang. Untuk itu, peningkatan kapasitas harus dilakukan berkelanjutan. Salah satu caranya, melibatkan pengajar dari luar.

"Widyaiswara sesungguhnya telah memiliki banyak ilmu pengetahuan, tapi perkembangan pengetahuan, kebijakan, dan tuntutan masyarakat terhadap pelatihan jauh lebih banyak," tuturnya.

"Kualitas pelatihan harus terus ditingkatkan, salah satunya dengan cara melibatkan pengajar dari luar yang profesional, seperti para dosen perguruan tinggi, kepala madrasah terbaik, pengawas terbaik, para pejabat yang berprestasi, juga para profesional," tambahnya.

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki, menambahkan, bahwa giat ini dilaksanakan karena Pusdiklat Teknis sedang akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka berbasis komunitas. "Karena ada banyak komponen yang akan terlibat dalam implementasi kurikulum merdeka berbasis komunitas nanti, yaitu kepala madrasah, guru, pengawas, kepala seksi pendidikan madrasah tingkat kabupaten/kota, juga dosen perguruan tinggi, maka perlu pendekatan pelatihan yang berbeda, yaitu pendekatan partisipatoris," terangnya.

Acara ini menghadirkan narasumber profesional di bidang fasilitasi dari Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, dan Fahmina Institut. Juga pengembang dan implementator Kurikulum Merdeka dari tim Inovasi, dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 

Peningkatan kapasitas widyaiswara ini berlangsung dari 28-31 Maret 2023. Giat ini diikuti 90 widyaiswara, perwakilan dari Pusdiklat, dan seluruh Balai Diklat Keagamaan. (beta/sri/bas)

   

 

Penulis: Muhtadin
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI