Instruktur Nasional ‘The First Range” Moderasi Beragama

13 Mei 2024
Instruktur Nasional ‘The First Range” Moderasi Beragama
Kepala Badan Litbang dan Diklat Suyitno saat mmbuka Pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama Angkatan IV dan V di Ciputat, Minggu malam (12/5/2024).

Ciputat (Balitbang Diklat)---Pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama bukan menekankan pada aspek teoritik atau kognitif, apalagi hanya sekedar mengejar sertifikat dan status. Peserta dituntut untuk memiliki rencana tindak lanjut yang nyata.

 

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno menyampaikan hal tersebut saat membuka pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama Angkatan IV dan V. Kegiatan diikuti 60 peserta terpilih dari 1.325 calon yang mendaftar.

 

“Saat ini jumlah Instruktur Nasional Moderasi Beragama masih sedikit. Dari 90 instruktur yang terdaftar, hanya 40% yang terlibat aktif dalam pelatihan Moderasi Beragama,” ujar Kaban Suyitno di Ciputat, Minggu malam (12/5/2024).

 

Menurut Suyitno, hal tersebut sangat tidak sebanding dengan jumlah sasaran sebanyak 3.1 juta peserta yang ada di Kementerian Agama. “Belum lagi ditambah dengan kementerian/lembag di luar Kementerian Agama yang telah ditetapkan berdasarkan Perpres No.58 Tahun 2023,” ungkapnya.

 

Pada pertemuan tersebut, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki menyampaikan laporan bahwa pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama Angkatan IV dan V dilakukan secara maraton selama 10 hari, pada 11 s.d. 20 Mei 2024.

 

“Selain proses pembelajaran di kelas, peserta akan melakukan praktik pada tanggal 17 Mei 2024. Kegiatan meliputi analisis fenomena  sosial  keagamaan  yang akan dtempatkan di beberapa lokus seperti di Gereja Kristen Indonesia Yasmin dan Masjid Imam Bin Hambal di Bogor yang memiliki catatan khusus terkait dengan konteks Moderasi Beragama,” papar Mastuki.

 

Di samping itu, peserta juga akan melakukan praktik magang simulasi fasilitasi terhadap penyelengaraan pelatihan Penguatan Moderasi Beragama di Kemenag Kota Jakarta Selatan dan Balai Diklat Keagamaan Bandung.

 

“Harapannya para peserta yang dinyatakan lulus dapat memperkuat barisan Instruktur Nasional Moderasi Beragama. Sebab penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama secara moderat akan disemai melalui calon-calon Instruktur Nasional Moderasi Beragama ke dalam berbagai penyelenggaraan pelatihan,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, Mastuki mengatakan, dengan adanya pelatihan tersebut peningkatan kualitas layanan kehidupan beragama yang menjadi mandat bagi Kementerian Agama dapat terlayani dengan baik.

 

“Begitu juga untuk relasi agama, relasi antar agama, serta budaya yang selama ini menjadi problem di masyarakat. Kita bisa sosialisasikan melalui kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara masif, baik oleh Kemenag, K/L di luar Kemenag, atau ormas yang saat ini sudah memiliki Instruktur Nasional,” katanya.

 

Calon Instruktur Nasional Moderasi Beragama nantinya akan menjadi tambahan amunisi baru untuk pelaksanaan pelatihan Moderasi Beragama yang lebih Masif, Sistematik, dan Terstuktur (MST).

  

Ketua Tim Fasilitator Instruktur Nasional Moderasi Beragama Marzuki menyampaikan Penguatan Moderasi Beragama adalah masa depan bangsa Indonesia dan amanat Tuhan, serta penggilan kemanusiaan.

 

“Moderasi Beragama bukan sekedar program, bukan project, akan tetapi merupakan panggilan jiwa, panggilan agama, panggilan kebangsaan, dan panggilan kemanusiaan. Karena Indonesia yang plural dengan berbagai dimensi  dan strukturnya membutuhkan Moderasi Beragama,” pungkasnya,

 

Marzuki berpendapat bahwa pelatihan Instruktur Nasional Moderasi Beragama menjadi satu energi besar untuk mengawal Indonesia yang beragam. Karena keberagaman Indonesia merupakan takdir Tuhan yang harus dikawal dan dijaga untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana amanat Tuhan itu sendiri.

 

Terakhir, ia mangajak peserta untuk bersama-sama  berbakti, mengabdi dan berjuang untuk Indonesia yang lebih baik. “Semakin banyak teman-teman yang dilatih dan merasa  confident untuk berbicara Moderasi Beragama, maka saya optimis dan yakin Indonesia yang plural, Indonesia yang toleran, Indonesia yang adil, dan Indonesia yang damai akan terus lestari,” tandasnya.

 

Pelatihan diikuti oleh 60 peserta dari Kementerian Agama, K/L di luar Kemenag, Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, Perguruan Tinggi Keagamaan Swasta, Perguruan Tinggi Umum, dan Ormas Keagamaan.

 

Tampak hadir dalam pembukaan kegiatan Kabag Tata Usaha Muhtadin, perwakilan tim fasilitator di antaranya Efa AInul Falah (Pusdiklat Teknis), Saprillah (Kepala BLA Makassar), dan Wawan Gunawan (Jaka Tarub Bandung). 

(cay/diad)

Penulis: Syukrilah
Sumber: Pusdiklat Teknis
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI