Jangan Pandang Remeh Geliat Budaya yang Tumbuh di Pesantren
Semarang (Balitbang Diklat)---Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Mastuki, mengatakan pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan asli yang ruang lingkupnya sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Mastuki saat memberikan materi di hadapan 120 peserta Kemandirian Pesantren yang diselenggarakan Pusdiklat Teknis dengan lokus pelaksanaan di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, Jumat (16/6/2023).
Lebih lanjut, Mastuki mengatakan ada yang menganggap pesantren sebagai tradisi Hindu cenderung memandang pesantren sebagai hasil akulturasi dengan agama sebelumnya, tetapi sesungguhnya pesantren adalah lembaga pendidikan asli dan khas.
Oleh karena itu, kata Mastuki, pesantren tidak semua sama antara daerah satu dengan yang lainnya. Pesantren mengalami perkembangan yang sangat dinamis. Maka, pesantren menjadi lembaga yang multiguna, karena di dalamnya ada pendidikan, ada usaha-usaha ke arah sosial, dan di pesantren tumbuh geliat budaya yang luar biasa.
“Pesantren saat ini tumbuh dengan pesatnya, ada yang mempunyai rumah sakit, mempunyai super market, dan mempunyai kampus. Untuk itu, jangan pandang remeh pesantren dengan kemandiriannya,” ungkap Mastuki.
Di akhir materinya, Mastuki menegaskan bahwa pelatihan saat ini untuk memfasilitasi, bukan semata-mata untuk memberikan bantuan tetapi sebagai apresiasi negara kepada pesantren yang telah menjalankan penguatan ekonomi, dan pelatihan ini didesain untuk memfasilitasi dari keragaman pondok pesantren yang ada di Indonesia. “Dengan kolaborasi akan menjadi kekuatan yang dahsyat sehingga tumbuh kemandirian pesantren yang luar biasa dan mempunyai identitas sendiri,” pungkasnya.
Pekan ini BDK Semarang menjadi lokus kegiatan pelatihan periode kedua yang diselenggarakan Pusdiklat Teknis dalam rangka memperkuat kemandirian ekonomi pesantren. Program yang menjadi prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini yang dimulai dari 2021 sampai 2023 telah diikuti tidak kurang dari 2.105 pesantren. (Mukhlasin)