Kabalitbangdiklat: “Jangan Kamu Tunda Esok Apa yang Kamu Bisa Kerjakan Hari Ini”
Jakarta (8 Agustus 2014). Mengutip pepatah “Jangan kamu tunda esok apa yang kamu bisa kerjakan hari ini”, Kepala Badan Litbang dan Diklat mengajak kepada seluruh pegawai Badan Litbang dan Diklat agar tidak pernah menunda pekerjaan apapun yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Ajakan ini disampaikan Kabalitbangdiklat, Prof. Dr. Machasin, MA saat memberikan sambutan pada kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Jum’at 8 Agustus 2014.
Kegiatan yang dilaksanakan di Anjungan Propinsi Jawa Barat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, dihadiri lebih dari 450 pegawai. Tidak hanya pegawai Badan Litbang dan Diklat Pusat, kegiatan juga dihadiri oleh pegawai dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berlokasi di Jakarta, yaitu Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA), Balai Litbang Agama Jakarta, dan Balai Diklat Keagamaan Jakarta.
Dalam sambutannya, Kabalitbangdiklat menyampaikan bahwa dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai, setidaknya ada empat hal yang harus dimiliki oleh setiap pegawai. Keempat hal tersebut adalah:
Pertama, pegawai harus memiliki kemampuan teknis yang berkaitan dengan pekerjaannya. Dalam level dan tugas apapun, kemampuan teknis mutlak dibutuhkan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Bahkan seorang peugas kebersihan-pun harus memiliki keahlian dalam bidangnya.
Menurut Kabalitbangdiklat, banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknis pegawai. Di antaranya adalah pegawai tersebut harus mau dan tidak segan untuk bertanya serta belajar kepada pihak-pihak yang dianggap memahami permasalahan teknis yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Selain itu, pimpinan juga turut andil dalam meningkatkan kemampuan pegawai. Dengan mekanisme coaching,pimpinan seharusnya mampu memberikan bimbingan dan arahan agar pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Kedua, pegawai harus memahami peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya. Pemahaman ini penting agar apa yang dijalankan oleh pegawai selalu sesuai dengan koridor peraturan yang berlaku, sehingga kesalahan-kesalahan administratif maupun substantif dapat dihindari.
Namun demikian, Kabalitbangdiklat juga menekankan bahwa pemahaman akan peraturan perundangan harus disertai dengan implementasi di lapangan. Jangan sampai pelanggaran terhadap peraturan dilakukan oleh pegawai secara sengaja.
Kabalitbangdiklat memberi contoh kesalahan yang biasanya disengaja, yaitu keterlambatan pembuatan laporan kegiatan. Laporan yang seharusnya dibuat sesaat setelah kegiatan selesai, pada akhirnya menjadi bermasalah karena tidak dibuat tepat pada waktunya. Permasalahan administratif yang seharusnya mudah menjadi sulit hanya karena kemalasan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Oleh karena itu, Kabalitbangdiklat mengajak setiap pegawai untuk tidak menunda-nunda pekerjaan yang telah menjadi tugas dan tanggungjawabnya. “jangan kamu tunda esok apa yang bisa kamu kerjakan hari ini!”.
Ketiga, Integritas. Peningkatan kinerja pegawai hanya dapat dilakukan jika memiliki integitas. Integritas dimaknai dengan kesetiaan pada nilai-niai yang berkaitan dengan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Kabalitbangdiklat menyampaikan bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang paling tepat dicontoh integritasnya. Meskipun dalam berbagai ayat Allah Swt menyampaikan bahwa tugas Nabi hanyalah menyeru (fadzakkir innamaa anta mudzakkir), namun Nabi Saw tidak lantas mencukupkan diri hanya sekedar menyampaikan dakwah yang menjadi kewajibannya. Beliau selalu berusaha sekuat tenaga agar apa yang disampaikan dapat diterima oleh masyarakat Qurais. Inilah makna dari integritas. Berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik.
Berkaitan dengan integritas, Kabalitbangdiklat mengingatkan bahwa nilai diri selalu berbanding lurus dengan apa yang telah diupayakan dan dihasilkannya. Jika upaya yang dilakukan hanya setengah hati, maka itu pulalah nilai dirinya. Dan jika apa yang diupayakan dan dihasilkan selalu dilakukan secara optimal, maka nilai optimal pulalah yang akan melekat pada dirinya.
Keempat, pegawai yang ingin meningkatkan kinerjanya harus bekerja secara profesional. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri, serta menjalankan setiap tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.
Empat hal itulah syarat yang harus dimiliki oleh pegawai agar dapat meningkatkan kinerjanya. Tanpa meraih keempat poin diatas, peningkatan kinerja hanya akan jadi slogan tanpa makna dan aksi nyata. (AGS)