Kaban Mengapresiasi Pengukuhan WI Utama Balitbangdiklat di LAN RI
Jakarta (23 Oktober 2018). Widyaiswara (WI) Balitbangdiklat dikukuhkan menjadi WI Ahli Utama. Sebelum didapuk, para WI harus menyampaikan Orasi Ilmiah terlebih dahulu sebagai prasyarat menduduki Jabatan Fungsional WI Ahli Utama. Kegiatan orasi ilmiah ini bertempat di Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/10).
Tampak hadir di antaranya Kepala LAN RI, Adi Suryanto; Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Sipil Negara Muhammad Idris; Kaban Abdurrahman Mas’ud; Sekretaris Balitbangdiklat Moh Isom; kemudian Al-Muktabar selaku Ketua Ikatan WI Indonesia; lalu keluarga besar Kedeputian Bidang Diklat ASN; para Widyaiswara perwakilan Kementerian masing-masing orator (seperti Kemendikbud dan Kementan); para Pejabat LAN RI; pegawai; pejabat Kemenpan RB; pejabat dari BKN; dan segenap tamu undangan.
Adapun judul Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk Orasi Ilmiah WI dengan nama Atiyah Suharti, (sebelumnya Pembina Utama Muda / IV C WI Ahli Madya) dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan (BDK) Bandung adalah tentang “Pengaruh Model PembelajaranEmotional Inquiry terhadap Aktualisasi Kecerdasan Emosi dan Peningkatan Kompetensi Peserta Diklat di BDK Bandung Tahun 2017.” Sedangkan orator WI lainnya Eldison, (sebelumnya Pembina Utama/ IV C WI Ahli Madya), dari BDK Padang tentang “Pengaruh Motivasi dan Profesionalisme ASN terhadap Efektivitas Kerja di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Padang”.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Abdurrahman Mas’ud yang hadir sebagai pimpinan dan merupakan salah satu Anggota Majelis Orasi Ilmiah WI menguji kedua orator tersebut. Kaban mengatakan amat bersyukur dan mengapresiasi atas karya penelitian dari WI milik Badan Litbang dan Diklat Kemenag. “WI cukup produktif melahirkan riset-riset terbaru. Semoga bisa menginspirasi WI atau peneliti ahli lainnya untuk bisa orasi ilmiah dan dikukuhkan menjadi WI Ahli Utama.” ujar Kaban penuh support.
Sementara itu, dalam orasinya, Atiyah Suharti memaparkan penelitiannya soal “Bagaimanakah Pengaruh Model PembelajaranEmotional Inquiry terhadap Peningkatan Kecerdasan Emosi dan Peningkatan Kompetensi Hasil Diklat. Kepribadian seseorang dengan pendekatan fungsi otak kiri dan otak kanan ditemukan bahwa otak kiri berfungsi menangani aspek pembelajaran yang sifatnya “akademik”, proses bahasa, dan matematis, pemikiran logis, sikuensi, dan analisis. Adapun fungsi otak kanan menangani kegiatan “kreatif” menggunakan prosa, ritme, musik, impresi visual, warna, dan gambar serta berpikir metaporik mencari analogi dan pola.” tuturnya.
“Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, kemampuan membaca perasaan terdalam orang lain atau empati dan berdoa, serta kemampuan memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, lalu kemampuan untuk menyelesaikan konflik dan kemudian terakhir kemampuan untuk memimpin. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri akan mengalami kekurangmampuan dalam pengendalian moral.” tambahnya lagi.
“Penguasaan terhadap model pembelajaran yang dapat mengaktualisasikan kecerdasan emosi sangat dibutuhkan. Peningkatan kompetensi kecerdasan emosi dan kompetensi ini akan memberikan dampak bagi peningkatan kinerja peserta diklat dalam bekerja sebagai pegawai.” Pungkasnya”. []
(Nasrullah Nurdin/diad)