Kaban: Pentingnya Penelitian Evaluasi
Bekasi (20 Agustus 2020). Penelitian evaluasi sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi agar program yang sedang dijalankan bisa efektif dan tepat guna. Hal ini dikatakan Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban) Kementerian Agama Achmad Gunaryo saat membuka kegiatan Penyusunan Policy Brief Penelitian, Evaluasi Pembangunan Bidang Agama Dalam Perspektif Pendidikan, di Hotel Amaroossa Grande Bekasi, Rabu (19/08) lalu.
“Tujuan penelitian evaluasi sebenarnya untuk memperkuat organisasi dan selalu respon pada kepentingan masyarakat. Jadi jangan sampai organisasi ini mati karena tidak adanya penelitian atau hasil riset yang bisa menjadi supplier informasi dalam pembuatan program. Itulah kenapa penelitian evaluasi itu sangat penting,” ujar Achmad Gunaryo saat membuka acara secara daring melalui aplikasi Zoom.
Achmad Gunaryo menceritakan selama ini banyak kegiatan dan program-program di Kementerian Agama yang belum dilakukan evaluasi. Bahkan dia berseloroh banyak program-progam yang sudah berlangsung selama tujuh turunan tidak dilakukan evaluasi. “Jadi dianggap sudah berjalan sebagaimana mestinya. Padahal di program ini banyak sekali tambahan yang harus dijawab. Misalnya pada sisi mana program ini efektif dan pada sisi mana yang tidak efektif. Lalu kemungkinan pengembangannya seperti apa? Jadi bisa terjawab apakah progam ini diteruskan atau diberhentikan. Atau malah dibuat program yang baru,” ujarnya.
Karena pentingnya penelitian evaluasi ini, Kaban mendorong semua peneliti, termasuk yang di daerah lebih aktif lagi melakukan evaluasi-evaluasi. Sehingga hasilnya bisa digunakan bagi para pemangku kebijakan. Karena menurutnya, Kementerian Agama sebagai pembuat program yang berskala nasional juga butuh informasi bagaimana penerapan program tersebut di daerah.
Mantan Kepala Biro Hukum dan Hubungan Kerja Sama Luar Negeri Sekjen Kemenag RI ini mengapresiasi hasil penelitian evaluasi yang dilakukan Balai Litbang Agama Jakarta, dan agar melakukan penelitian evaluasi untuk program-program lainnya.
“Sesungguhnya persoalan yang dikelola oleh Kementarian Agama itu sangat banyak. Tidak hanya sekeder kehidupan kerukunan umat beragama, tetapi juga pada persoalan-persoalan yang lain. Pendidikan, misalnya, bicara pendidikan sebenarnya banyak sekali persoalan yang harus dilakukan riset dan evaluasi. Perlu juga melakukan survei terhadap isu tertentu, atau malah melakukan eksperimen. Teman-teman di Balai Litbang Agama Jakarta sudah memulai dan saya sangat menghargai. Saya yakin apa yang dilakukan Balai Litbang Agama Jakarta ini belum sempurna, Bapak dan Ibu peserta di kegiatan ini bisa saling menginformasikan dan mendiskusikan policy brief ini, sehingga penelitian-penelitian Balai Litbang Agama Jakarta ke depan akan menjadi lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, terutama untuk kebutuhan organisasi,” pesan Kaban.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta Nurudin dalam laporan kegiatan mengatakan bahwa penyusunan policy brief atau risalah kebijakan ini merupakan rangkaian dari proses penelitian. Nantinya hasil penelitian ini bisa diberikan kepada para pemangku kepentingan atau pengguna hasil riset dalam bentuk rumusan atau alternatif kebijakan. Juga akan bermanfaat bagi evaluasi program dan kegiatan yang ada di Sekjen Kementerian Agama. Penelitian ini lakukan di 13 provinsi di Indonesia Bagian Barat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian program dan kegiatan pada bidang-bidang pembangunan agama, yaitu; pertama, yang terkait dengan capaian sasaran kualitas kehidupan umat beragama, kedua harmoni sosial kerukunan umat beragama, ketiga pelayanan kehidupan umat beragama, keempat akses layanan pendidikan. Empat hal ini merupakan pilar sebagai pencapaian pembangunan bidang agama yang notabene merupakan sasaran strategis Kementerian Agama utamanya untuk tahun 2015-2019,” tutur Nurudin.
Nurudin berharap hasil penelitian ini nantinya akan menghasilkan strategi dan cara-cara yang tepat bagaimana mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi utamanya dalam aspek program dan kegiatan untuk pilar pembangunan.
Kegiatan Penyusunan Policy Brief Penelitian, Evaluasi Pembangunan Bidang Agama Dalam Perspektif Pendidikan yang diinisiasi Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) ini diikuti 20 peserta yang merupakan perwakilan penyuluh agama dan penghulu di Jakarta dan Jawa Barat, akademisi, organisasi kemasyarakatan, serta peneliti dari Smeru Research Intitute dan BLAJ. Narasumber kegiatan ini adalah Kepala Biro Ortala Sekretriat Jenderal Kementeria Agama Priyono, Kepala Biro Perencanaan Sekjen Kementerian Agama Ali Rokhmad, dan Direktur Smeru Research Intitute Widjajanti Isdijoso. (Aris W Nuraharjo/bas/ar)