Kepala Puslitbang LKKMO Moh. Isom Ajak Mahasiswa UIN Ar-Raniry Lestarikan Manuskrip Aceh untuk Masa Depan Berdaya Saing
Aceh (Balitbang Diklat)---Di era modern yang serba cepat dan globalisasi yang semakin tak terbendung, pelestarian budaya lokal kerap terabaikan. Namun, di tengah derasnya arus perubahan, terdapat segudang kekayaan sejarah dan ilmu pengetahuan yang bisa menjadi fondasi kuat untuk masa depan.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Moh. Isom pada Kuliah Tamu di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, di Aceh, Senin (7/10/2024). Pada kesempatan ini, Isom mengajak mahasiswa untuk menggali kembali nilai-nilai dari manuskrip keagamaan Aceh.
Kuliah bertajuk "Urgensi Pelestarian Manuskrip Keagamaan Aceh dalam Mewujudkan Peradaban Berdaya Saing di Masa Depan" ini menekankan bagaimana masa depan bisa dibangun dengan memelihara warisan budaya yang kaya akan kebijaksanaan. Tidak hanya sekadar menjaga manuskrip, tetapi juga menyelamatkan jati diri dan kekuatan budaya Aceh untuk menghadapi tantangan peradaban modern.
Dalam kuliah ini, Isom menekankan pentingnya pelestarian manuskrip keagamaan Aceh sebagai salah satu upaya menjaga kekayaan intelektual dan kebudayaan lokal yang memiliki nilai-nilai kebijaksanaan mendalam. Ia menyebutkan pelestarian tersebut tidak hanya terbatas pada manuskrip, tetapi juga menyentuh 10 ranah pemajuan kebudayaan Aceh, yaitu:
- Tradisi lisan masyarakat Aceh
- Manuskrip keislaman Aceh
- Adat istiadat dan tradisi Islam
- Ritus Islam Nusantara
- Pengetahuan tradisional Islam Nusantara
- Teknologi tradisional Islam Indonesia
- Seni budaya Islam Indonesia
- Bahasa daerah Indonesia
- Permainan rakyat Indonesia
- Olahraga tradisional Islami
Ketika ditanya mengapa topik ini penting dibahas kepada mahasiswa, Isom menjelaskan, "Saya ingin membuka kesadaran mahasiswa terhadap kebudayaan, khususnya budaya Aceh yang sarat akan nilai-nilai, ilmu, dan hikmah kebijaksanaan,” ungkapnya. Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan mampu memahami dan mengapresiasi kekayaan budaya Aceh, yang tidak hanya penting untuk dipelihara tetapi juga dikembangkan guna menghadapi tantangan global.
Isom dalam pesan pokoknya mengajak seluruh peserta untuk belajar dari peradaban masa lalu. "Pesan utama saya adalah mengajak kita semua bercermin kepada peradaban masa lalu yang gemilang, untuk menjadi pijakan kuat dalam menghadapi tantangan clash of civilization global yang sekarang sudah borderless," pungkasnya.
Kuliah Tamu ini diharapkan dapat membuka wawasan peserta, khususnya mahasiswa UIN Ar-Raniry, agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dari manuskrip dan budaya lokal sebagai bekal dalam membangun peradaban yang lebih kompetitif di masa depan.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Sidang Direktur, Lt. 2 Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan mendapat apresiasi yang besar dari para peserta, baik dosen maupun mahasiswa. (Rheka Humanis)