Majelis Reboan Hidup Lagi, Kaban Dukung Penuh

17 Jan 2019
Majelis Reboan Hidup Lagi, Kaban Dukung Penuh

Jakarta (16 Januari 2019). Forum diskusi bernama Majelis Reboan yang merupakan tradisi lama kini dihidupkan kembali. Kegiatan tersebut merupakan warisan Kepala Badan Litbang di awal reformasi, yakni Djohan Effendi. Banyak hal yang bisa dihidupkan melalui majelis tersebut yang mana tidak bisa dilakukan di kegiatan lain.

Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Abdurrahman Mas'ud PhD mengatakan hal itu saat memberi sambutan dalam diskusi Majelis Reboan yang yang diinisiasi Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kemenag. Diskusi digelar di lantai 2 Gedung Kemenag Jl MH Thamrin No 6 Jakarta Pusat, Rabu (16/1/19).

“Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Kapus termasuk Kaban untuk tidak mendukung acara ini. Karena acara ini warisan Kepala Badan Litbang yang dulu, yakni Almarhum Djohan Effendi. Meski kegiatan ini belum diresmikan baik di Pusat karena belum dianggarkan itulah maka saya memahami jika persiapannya baru semalam,” ujar Mas’ud.

Salah satu yang bisa dihidupkan, lanjut Kaban, adalah tradisi bedah buku. Di setiap Puslitbang setidaknya ada enam kali bedah buku dalam setahun. “Sebenarnya sangat naif sekali. Dalam setahun hanya enam buku yang dibedah, padahal ada 12 bulan dalam setahun,” tandasnya.

Menurut dia, kegiatan akademis paling penting adalah bedah buku. Mas’ud masih ingat saat dirinya menjadi dosen tamu (visiting professor) di Amerika, pernah ia datang langsung disodori buku. “Prof, mohon buku ini dibedah sebagai tamu kehormatan. Untuk itu saya dikasih waktu dua minggu untuk persiapan bedah buku. Nah, Litbang sebagai masyarakat akademis terdepan harusnya leadinguntuk itu,” tegasnya.

Diskusi bertema "Agama, Etnisitas, dan Kelompok Minoritas di Indonesia" ini menghadirkan dua narasumber, yakni Prof Greg Fealy (Indonesianis asal Australia), dan Dr Wai Weng asal Malaysia. Selain itu, sejumlah peneliti dan aktivis ormas Islam turut hadir. Majelis Reboan yang digelar pertama kali setelah lama tidak aktif ini dimoderatori Peneliti Ahli Utama, Dr Muhammad Adlin Sila.

Adlin Sila menambahkan, ide awal Majelis Reboan itu dari Kepala Balitbang Djohan Effendi pada era 1980-an. "Pada 2015 ketika saya jadi Kabid, kita mulai terus hingga 2017. Setelah itu vakum lagi. Nah, awal 2019 kita mulai laga," pungkasnya. (Ova/bas)

 
Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI