Manfaatkan Teknologi, UIN Bandung Berbagi Kunci Sukses untuk Jurnal Harmoni Tembus Scopus

25 Okt 2024
Manfaatkan Teknologi, UIN Bandung Berbagi Kunci Sukses untuk Jurnal Harmoni Tembus Scopus
Kunjungan benchmarking Tim Pengelola Jurnal Harmoni Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ke UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis ( 24/10/ 2024).

Bandung (Balitbang Diklat)---Sebuah langkah strategis menuju pengelolaan jurnal ilmiah berstandar internasional, Tim Pengelola Jurnal Harmoni Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengadakan kunjungan benchmarking ke UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis ( 24/10/ 2024).

 

Bertempat di Gedung Rumah Jurnal UIN Sunan Gunung Djati, kegiatan ini disambut hangat oleh beberapa pengurus Rumah Jurnal seperti Ferli Septi Irwansyah yang juga editor Jurnal Pendidikan Islam, dan Busro sebagai pengelola berbagai jurnal di UIN Bandung.

 

Tujuan benchmarking ini tak lain adalah untuk memperdalam wawasan tentang pengelolaan jurnal ilmiah yang terstandarisasi, baik secara nasional maupun internasional, serta persiapan matang menuju pengajuan indeksasi di Scopus. Rosidin, perwakilan dari Tim Jurnal Harmoni, menyampaikan harapan besar dari kunjungan ini. "Tujuan utama kami adalah mempelajari pengelolaan jurnal yang baik seperti yang telah diterapkan di UIN Bandung. Dan kami berharap sepulangnya dari bencmarking, Jurnal Harmoni dapat 'naik kelas' dan mencapai standar yang lebih tinggi, termasuk dalam persiapan menuju indeksasi Scopus,” ungkapnya.

 

Sesi diskusi berlangsung intensif, mengupas tuntas berbagai aspek penting yang harus dipenuhi jurnal ilmiah untuk mempertahankan dan meningkatkan peringkat di SINTA, serta langkah-langkah penting dalam pengajuan ke Scopus. Salah satu topik krusial yang dibahas adalah integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan dan publikasi ilmiah. Dalam diskusi ini, Busro menjelaskan bagaimana penggunaan AI telah menjadi tren global yang diatur oleh lembaga-lembaga publikasi ternama seperti Elsevier.

 

"Penggunaan AI tidak dapat dihindari karena ini sudah menjadi tren global. Lembaga seperti Elsevier pun mengakomodirnya dengan menetapkan aturan dan batasan agar penggunaannya lebih terarah. Namun, yang paling penting adalah adanya pengakuan atau acknowledgment dari penulis jika menggunakan AI dalam karyanya, karena ini sangat berkaitan dengan etika akademik," ujar Busro.

 

Lebih lanjut, Busro juga berbagi rahasia sukses untuk mendapatkan kontributor berkaliber tinggi. "Memanfaatkan jaringan luas adalah kunci. Selain promosi aktif, pengelola jurnal harus mampu mengundang penulis yang telah dikenal di forum-forum ilmiah bergengsi seperti ICROM yang dimiliki Kemenag. Undangan langsung melalui email juga terbukti efektif dalam menjaring penulis dengan reputasi bagus," tambahnya.

 

Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi Tim Jurnal Harmoni untuk mengevaluasi jurnal mereka sendiri, sekaligus belajar dari pengalaman sukses jurnal-jurnal di UIN Bandung yang telah mendaftar di Scopus. (Waskito Wibowo)

Penulis: Waskito Wibowo
Sumber: Pusat 1
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI